Tren Video Game: Single Player dan Multiplayer Mulai Menyatu

Sebelumnya kitra mengenal sebuah game entah itu mengajukan mode permainan single player atau multiplayer sebagai dua fitur yang terpisah, Namun dengan makin diterimanya portal online produsen konsol, PSN dan Xbox Live, kedua mode permainan tersebut kian lama berkompetisi satu-sama-lain dalam menarik minat gamer. Mereka yang biasa menikmati single-player biasanya cukup puas dengan pamer achievement atau trophy saja.

Namun dari pengalaman kami, pasti juga akan tergoda juga untuk bermain multiplayer, apalagi jika itu juga memberi kontribusi untuk meningkatkan gamer score. Namun tetap masih ditemui mode multiplayer yang tidak tergarap dengan baik dalam sebuah game yang pengalaman single player-nya (termasuk ceritanya) yang hebat (misalnya dalam BioShock atau Dead Space), atau kurangnya kenikmatan single player dalam sebuah game yang memang terfokus pada multiplayer (misalnya pada seri-seri baru Battlefield dan Call of Duty).

Baru selama E3 2013 lalu, industri game mulai mencoba menyatukan kedua mode tersebut. Beberapa game yang bisa menjadi contoh baik harmonisasi single dan multiplayer antara lain Destiny, Tom Clancy's The Division dan Watch Dogs. Ketiganya merupakan game yang dibuat seakan sebagai massively-multiplayer online dengan seorang gamer yang bermain single-player di tengah dunia dan juga ancaman yang sama yang saling terhubung, dan mekanis gameplay-nya tetap dibuat sebaik tipikal game action papan atas.

Memang The Division tidak akan hadir sampai tahun depan, namun kita bisa berharap ada makin banyak game yang menerapkan perpaduan nyaman dunia MMO dalam sebuah pengalaman single player. Dan ketiga tersebut juga menjadi contoh efektif untuk developer lain, bagaimana memaksimalkan sebuah sistem yang memang dibuat harus selalu online, ke dalam sebuah game yang bisa memuaskan dua kubu gamer.