Kurang Ajar, Jokowi Dijadikan 'Tukang Masak' oleh Koran Australia!

Presiden Jokowi malah menanggapinya dengan tenang, dengan nyanyian merdu!

Kurang Ajar, Jokowi Dijadikan 'Tukang Masak' oleh Koran Australia!

Belakangan ini media mainstream tengah marak memberitakan tentang sebuah surat kabar lokal Australia yang menampilkan ilustrasi Jokowi, Presiden RI, sebagai 'tukang masak' dalam pesta barbecue.

Saat ini Presiden Jokowi memang sedang berkunjung ke Australia untuk mengikuti pertemuan G20, yaitu sebuah pertemuan forum ekonomi. Tentu saja media lokal di sana tidak ingin ketinggalan memberitakan, khususnya karena antusiasme sambutan masyarakat Australia terhadap datangnya 20 pemimpin negara ekonomi terbesar sejagat ini. Mungkin karena pengen mencari sensasi, salah satu koran terbesar Australia, yaitu The Courier Mail, menggambarkan Presiden Jokowi sebagai tukang masak.

Selain Jokowi, ilustrasi tersebut juga menggambarkan para pemimpin dunia lainnya. Presiden Amerika Serikat, Barack Obama, misalnya, digambarkan telanjang dada, hanya mengenakan celana boxer, terkesan siap bersenang-senang. Juga ada Perdana Menteri India, Narendra Modi, terlihat seperti usai memancing lalu memamerkan ikan besar. Presiden Rusia, Vladimir Putin, juga hadir di sana. Tampaknya warga Australia juga sangat tertarik dengan kehadirannyadi G20 ini.

Kurang Ajar, Jokowi Dijadikan 'Tukang Masak' oleh Koran Australia!

Kembali ke presiden kita, Jokowi digambarkan memasak di tengah pesta. Dia mengenakan celemek khas pelayan, sambil mengenakan peci. Dengan wajah tersenyum, Jokowi dikesankan girang melayani para pemimpin lainnya dalam pesta tersebut. Apa maksudnya? Beginikah media internasional melihat presiden kita?

Tentu saja banyak komentar mengatakan bahwa ilustrasi sebagai tukang masak yang melayani di pesta adalah bentuk pelecehan. Melayani di sini diartikan kurang lebih sama dengan kata pelayan, yang dalam kultur hirarki profesi orang Indonesia (sayangnya) menempati posisi bawah. Alhasil topik pembahasannya jadi disangkut-pautkan dengan isu tunduk pada kepentingan asing, yang ramai selama kampanye pemilihan presiden kemarin.

Namun seperti biasa, Duniaku selalu menyorot dari sudut pandang yang berbeda (baca: Hoi Cinta, Ini lho Bedanya Purnama di Jakarta dan di New York!!). Di kultur Barat, posisi tukang masak atau juru masak, atau sebutan resminya dalam bahasa Inggris adalah grill master, tidak bisa disamakan dengan juru masak di pesta-pesta di kultur orang Indonesia. Dalam sebuah pesta barbecue dan kegiatan sosial sejenis, biasanya juru masak adalah tuan rumah atau orang lain yang posisinya sama terhormatnya dengan tamu-tamu yang datang. Profesi juru masak di kultur barat bahkan dianggap sama terhormatnya dengan profesi-profesi lain. Buktinya pendapatan finansial juru masak di negara-negara barat cukup besar. Kalau tidak, mana ada program MasterChef yang sangat booming di Australia?

Perlu kita cermati juga siapa sih target pembaca The Courier Mail. Jika targetnya adalah publik lokal, berdasarkan argumen di atas, tentunya kita tidak bisa menuduh koran ini melecehkan Presiden RI. Yang jadi masalah kan kemajuan informasi, dengan adanya internet, yang seakan-akan menghapuskan batas-batas bangsa.

Sementara itu kalau kita lihat dari Presiden Jokowi yang sangat santai, tampaknya beliau happy-happy saja tuh. Apalagi presiden akan diminta berbicara dalam forum terhormat itu, khususnya terkait pengalaman menjalankan reformasi birokrasi semasa jadi pemimpin Solo dan DKI Jakarta. Nah, kata siapa Presiden Jokowi nggak jago berbahasa Inggris? Buktinya beliau nyanyi tuh di hadapan para petinggi negara dan pemimpin perusahaan dunia. Ga percaya, lihat nih:

[youtube id="XDzQWVAI8Ig"]

Speech composing ini dibuat oleh Eka Gustiwana. Baca juga @EkaGustiwana & @Nadya_Rafika Bikin Kamu Terjebak Nostalgia Lagi.

Artikel terkait

ARTIKEL TERBARU