Usai Lima Tahun Berkiprah di Industri Game, Agate Jogja Menutup Operasinya

Apa alasan Agate Jogja ditutup? Dan apa rencana Frida Dwi dan kawan-kawan untuk melanjutkan kiprah di industri game Indonesia?

Usai Lima Tahun Berkiprah di Industri Game, Agate Jogja Menutup Operasinya

Usai Lima Tahun Berkiprah di Industri Game, Agate Jogja Menutup Operasinya

Lima tahun berkiprah, Agate Jogja yang berbasis di Yogyakarta memutuskan untuk menghentikan operasinya. Apa alasannya?

Baru memasuki minggu kedua di tahun 2017, kabar mengejutkan datang dari salah satu studio yang cukup senior di Indonesia. Agate Jogja, yang merupakan cabang perusahaan Agate Studio, pada tanggal 9 Januari 2017 kemarin mengumumkan telah menarik diri dari perusahaan induk, yang berujung kepada penutupan studio tersebut. Apa yang menyebabkan Agate Jogja tutup?

[duniaku_adsense]

Dilansir dari Techinasia, penutupan Agate Jogja ini sebenarnya sudah terjadi dalam dua tahap. Sebelumnya, mereka sudah membubarkan tim produksi pada pertengahan tahun 2016. Dan akhirnya, di awal tahun 2017 ini mereka pun memberhentikan operasi secara penuh di awal 2017. Penutupan ini juga menandai akhir dari studio yang sudah berdiri selama lima tahun di Yogyakarta ini.

Frida Dwi atau yang lebih akrab disapa dengan Ube mengungkapkan bahwa alasan manajerial-lah yang membuat mereka akhirnya memutuskan untuk berhenti beroperasi. "Kita kewalahan dari sisi manajemennya," ungkap Ube kepada Duniaku.net. Dua co-founder dari Agate Jogja (Ube bersama dengan Estu Galih) diakuinya memang lebih kuat dalam sisi produksi daripada sisi manajemen.

Usai Lima Tahun Berkiprah di Industri Game, Agate Jogja Menutup Operasinya

Setelah mundur dari Agate Studio dan menghentikan operasi Agate Jogja, Ube mengungkapkan masih akan tetap berada di Jogja, dan masih tetap berkecimpung dalam industri game nasional. "Kalau studio kayaknya terlalu wah. Selanjutnya, kita cuma akan membuat tim developer kecil yang berisi dua orang saja, saya dan Estu," lanjut Ube. Ketika ditanya lebih lanjut, Ube mengungkapkan mereka sudah memiliki beberapa konsep untuk game yang akan dibuat nanti, namun masih belum bisa dibeberkan sekarang.

"Kami masih akan mengembangkan game untuk mobile kok," pungkas Ube saat ditanya mengenai fokus platform yang akan mereka tuju setelah Agate Jogja tutup ini.

[read_more id="38114"]

Selama lima tahun berkiprah di industri game Indonesia, Agate Jogja kerap kali menelurkan game-game trivia yang menjadi ciri khas mereka. Seperti trilogi Kuis Galau, Kuis Tebakan Garing (Tegar) dan Kuis Jomblo yang berhasil mengumpulkan jutaan download di Google Play Store. Belum lagi serial Usai Lima Tahun Berkiprah di Industri Game, Agate Jogja Menutup Operasinya Kuis Tegar, salah satu game populer dari Agate Jogja[/caption]

Selain itu, Agate Jogja dan Ube juga dikenal sebagai salah satu penggerak komunitas developer game di Yogyakarta dan Indonesia lewat berbagai inisiatif mereka. Mulai dari Bengkel Gamelan (sesi sharing developer game Yogyakarta yang digelar rutin), Game Jam, hingga IN.Game adalah beberapa produk yang lahir dari buah pikir Agate Jogja dan Ube.

Selamat jalan untuk Agate Jogja. Semoga sukses untuk Ube dan Estu di petualangan selanjutnya. Juga ditunggu kontribusi selanjutnya untuk perkembangan komunitas developer game di Indonesia!

Artikel terkait

ARTIKEL TERBARU