Review The Three Musketeers - Part I: D'Artagnan, Awal Pemberontakan

Para Musketeers menghadapi pengkhianatan dari dalam kerajaan

Review The Three Musketeers - Part I: D'Artagnan, Awal Pemberontakan

The Three Musketeers karangan Alexandre Dumas sudah diadopsi berkali-kali ke layar lebar maupun serial televisi.

Kali ini giliran sutradara Prancis, Martin Bourboulon yang mengadaptasi kisah para kesatria kerajaan Prancis tersebut ke layar lebar. Tentunya dengan sentuhan modern, plot yang rumit, dan persahabatan yang abadi.

1. Para Pasukan Pengawal Raja

Review The Three Musketeers - Part I: D'Artagnan, Awal PemberontakanDok. Constantin Film

Cerita berputar di sekitar D'Artagnan (Francois Civil), seorang pemuda Gascon yang penuh ambisi dan keinginan yang membara untuk bergabung dengan jajaran Musketeers yang terhormat, pengawal elit Raja. Dengan tekad yang tak tergoyahkan, D'Artagnan berangkat ke Paris, jantung kerajaan. 

Pada awal kedatangannya, D'Artagnan langsung membuat masalah sehingga diajak berduel oleh tiga orang Muskeeter sekaligus. Mereka adalah, Athos (Vincent Cassel), Aramis (Romain Duris), dan Porthos (Pio Marmai). Ketiga Muskeeter ini disebut-sebut sebagai ujung tombak para Muskeeter sehingga dijuluki sebagai "The Three Musketeers".

Sayang duel mereka tidak berlangsung, karena mereka diganggu oleh pasukan Kardinal yang mengharamkan pertempuran atau duel kehormatan. 

Pada sisi lainnya, pihak Kardinal di dalam pemerintahan juga sedang melakukan upaya untuk menggulingkan raja Louis XIII (Louis Garrel). Sehingga pemeritahan mengalami kegoyahan dan para Muskeeter dibuat bersiaga penuh.

Di tengah latar belakang intrik politik dan petualangan aksi, kisah cinta dan loyalitas berkembang. D'Artagnan menemukan dirinya tertarik pada Constance Bonacieux (Lyna Khoudri), seorang wanita bersemangat yang terjebak di tengah kekacauan politik kerajaan. 

Baca Juga: Review Thanksgiving, Sebuah Pesta Berdarah untuk Penggemar Horror

2. Visual yang ciamik di atas rata-rata

Review The Three Musketeers - Part I: D'Artagnan, Awal PemberontakanDok. Constantin Film

Film The Three Musketeers: D'Artagnan memiliki visual yang lebih gelap dibandingkan dengan film-film adaptasi The Three Musketeers lainnya.

Penonton juga akan disuguhkan dengan berbagai aksi pertarungan yang menarik sepanjang film ini. Dengan latar di tahun 1627, tiap adegan pertarungan didominasi adu pedang yang didukung dengan koreo ciamik sehingga terlihat realistis.

Sayang penerapan kamera yang terkadang menggunakan metode handheld, membuat beberapa adegan tidak fokus sehingga membuat mata cepat lelah. Padahal penerapan metode handheld ini banyak terjadi di dalam adegan pertempuran yang seru.

3. Masih berlanjut ke bagian dua

Review The Three Musketeers - Part I: D'Artagnan, Awal PemberontakanDok. Constantin Film

Secara keseluruhan, The Three Musketeers: D'Artagnan adalah sebuah film petualangan aksi yang menarik. Film ini memiliki cerita yang seru, visual yang apik, dan aksi yang memukau. Film ini juga menampilkan kisah cinta yang lumayan "gombal" tapi menarik.

Film ini direkomendasikan untuk penggemar film petualangan aksi, sejarah, dan romansa. Film ini juga direkomendasikan untuk penggemar novel The Three Musketeers karya Alexandre Dumas.

Karena masih bagian yang pertama, kamu akan menemukan kalau film ini memiliki akhir yang menggantung. Walaupun begitu, kami bisa memberikan nilai 3,7 dari 5 bintang review untuk film adaptasi Martin Bourboulon.

The Three Musketeers - Part I: D'Artagnan sudah bisa kamu saksikan di bioskop-bioskop kesayangan kamu.

https://www.youtube.com/embed/H7_VUdESrvM

Baca Juga: Review Trolls Band Together, Keluarga Adalah Segalanya!

Artikel terkait

ARTIKEL TERBARU