Review Film The Creator, Sci-fi dengan Perspektif yang Unik 

Secara keseluruhan, The Creator ini menyajikan kisah unik

Review Film The Creator, Sci-fi dengan Perspektif yang Unik 

The Creator sudah tayang di Indonesia sejak 27 September 2023.

Seperti apa kualitas filmnya? Simak review The Creator versi saya di bawah ini! 

1. Gambaran cerita

Review Film The Creator, Sci-fi dengan Perspektif yang Unik (Dok. 20th Century Studios/The Creator)

The Creator dimulai setelah terjadinya sebuah bencana dahsyat, dimana Los Angeles dihancurkan oleh AI. Pemerintahan di negara-negara Barat merespons dengan pelarangan total terhadap AI, sementara negara-negara di Timur terus mengembangkan teknologi tersebut sampai pada titik di mana robot telah menjadi mirip manusia, dan dianggap setara.

Hal ini memicu perang antara Barat dan Timur, Amerika melawan Asia – yang menjadi latar belakang kisah “The Creator”. Cerita semakin rumit ketika, Joshua (Washington), mantan agen pasukan khusus yang masih berduka atas kepergian istrinya (Chan), direkrut untuk memburu dan membunuh The Creator, arsitek AI canggih yang telah mengembangkan misterius.

Senjata yang telah diciptakan tersebut dikatakan memiliki kekuatan untuk mengakhiri perang dan umat manusia itu sendiri. Joshua dan tim operasi elitnya melakukan perjalanan melintasi garis musuh, ke wilayah yang diduduki AI, hanya untuk menemukan senjata akhir dunia yang diperintahkan untuk dia hancurkan adalah AI dalam bentuk seorang anak kecil (Voyles).

Baca Juga: Wow, Ada Lagu Indonesia di Film The Creator! 

2. Penyajian konflik yang tidak biasa

Review Film The Creator, Sci-fi dengan Perspektif yang Unik (Dok. 20th Century Studios/The Creator)

Manusia lawan AI bukanlah cerita baru. Sudah banyak film yang modelnya begitu.

Meski begitu, saat saya menonton film yang memperlihatkan konflik manusia melawan AI, biasanya sudut pandangnya adalah manusia sebagai hero melawan AI yang menjadi jahat.

The Creator ini sudut pandangnya tidak seperti itu. 

Sementara kebanyakan AI yang kita lihat di film lebih fokus untuk bertahan hidup dari ancaman pihak barat, atau ya sekedar menjalani tugas mereka, justru manusia dari pihak negara barat yang terus-terusan memburu mereka dengan ganas. 

Ada sejumlah momen di film ini yang memperlihatkan bahwa manusia justru bisa lebih kejam dan brutal dibanding para robot. 

Oh ya, dan kalau biasanya di film-film Hollywood pihak barat disajikan sebagai hero, di sini faksi negara barat justru terasa sebagai villain dengan memburu dan mengebom wilayah Asia untuk memerangi AI... sementara di sisi lain kita diperlihatkan di Asia, AI dan manusia justru bisa hidup setara dan berdampingan. 

Secara keseluruhan, ini membuat The Creator menyajikan perspektif yang unik.

3. Sukses menyajikan latar masa depan yang berkesan

Review Film The Creator, Sci-fi dengan Perspektif yang Unik (Dok. 20th Century Studios/The Creator)

The Creator ini sukses menyajikan latar masa depan yang sangat berkesan. 

Jadi ada banyak momen di film terjadi di Asia masa depan. Bukan hanya kota besar ala cerita Cyberpunk yang ditampilkan, area seperti pedesaan pun ditampilkan.

Semua wilayah ini juga ditampilkan dengan visual yang mantap, jadi semakin terasa sedih juga kalau melihat area-area tertentu dihancurkan di cerita. 

Dikatakan dalam rilis pers kalau untuk mewujudkan visi sang sutradara ke layar lebar, tim produksi melakukan perjalanan ke 80 lokasi berbeda di delapan negara berbeda, termasuk Thailand, Vietnam, Kamboja, Nepal, Jepang, Indonesia, Inggris (di luar Pinewood Studios London), dan AS (di Los Angeles).

Hal ini dilakukan agar lokasi cerita yang dipilih yaitu, Asia di masa depan tetap memiliki sisi autentik dari negara-negara di Asia yang beragam. 

Setelah menyaksikan filmnya sih, saya merasa perjuangan tim produksi itu tidak sia-sia. The Creator ini cukup sukses menyajikan Asia masa depan yang unik dan berkesan.

Yang unik dari Asia masa depan ini adalah latarnya terasa seperti Asia yang campur-campur. Bahkan unsur Indonesia pun terasa di filmnya, termasuk dengan pemilihan lagu dari band Golden Wing yang diputar di adegan tertentu. 

4. Kesan saya soal plotnya

Review Film The Creator, Sci-fi dengan Perspektif yang Unik (Dok. 20th Century Studios/The Creator)

Kisah The Creator ini menyorot Joshua yang mencoba mencari istrinya, dan kuncinya mungkin adalah AI dalam bentuk anak kecil yang dia temukan di satu bagian cerita.

Ini mungkin bukan benar-benar cerita yang terasa baru atau spesial.

Namun penyajian plotnya, performa akting yang kuat dari sejumlah pemain utama, serta pengolahan konflik yang tidak awam untuk cerita manusia VS AI (seperti sudah saya sorot di poin 2), membuat The Creator tetap terasa berkesan.

Satu yang saya sorot sih: di banyak bagian filmnya, The Creator mungkin bukan film yang bisa bikin bahagia. Ada sejumlah kejutan di filmnya, dan sebagian kejutan itu mungkin akan bikin kamu sedih, gregetan, atau kesal. 

5. Ada beberapa momen yang bikin saya berpikir, "Kok bisa semudah itu ya?"

Review Film The Creator, Sci-fi dengan Perspektif yang Unik (Dok. 20th Century Studios/The Creator)

Meski begitu harus saya akui, ada beberapa momen yang membuat saya mengerutkan dahi.

"Kok bisa semudah ini karakter ini ke situ? Kok bisa semudah ini karakter itu melakukan itu?" 

Momen-momen seperti ini mungkin tidak sepenuhnya mengganggu kenikmatan saya menonton. Tapi saat ada beberapa adegan tertentu, ya saya tetap bingung juga. 

6. Kesimpulan

Review Film The Creator, Sci-fi dengan Perspektif yang Unik (Dok. 20th Century Studio/The Creator)

Saya rasa The Creator layak diberi nilai 4 dari 5 bintang.

Saya terutama menikmati pembangunan dunianya. Pembangunan dunia untuk film sci-fi itu seharusnya bukan hal mudah, terutama karena The Creator bukan hanya menyorot Amerika masa depan tapi juga wilayah Asia masa depan. 

Latar Asia masa depannya, terutama, terasa oke. Tim produksi benar-benar tidak sia-sia melakukan riset mereka. 

Meski begitu filmnya bisa menyajikan kondisi dunia di Amerika dan Asia masa depan dengan oke.

Visual yang disajikan semakin membuat dunia The Creator berkesan, dan performa dari para aktor utamanya pun terasa mantap. 

Kemudian ada juga yang saya sorot di poin 2, penyajian konflik manusia versus AI yang tidak biasa. Cerita The Creator sih mungkin tidak baru, tapi penyajian konflik yang unik itu bisa memberi rasa baru juga ke film ini. 

Ada beberapa momen di film yang bikin kening saya berkerut, tapi itu secara keseluruhan tidak sepenuhnya mengganggu kenikmatan saya menonton. 

Gimana menurut kamu? Sampaikan di kolom komentar! 

Baca Juga: Film The Creator Tayang di Bioskop Indonesia Mulai 27 September

Artikel terkait

ARTIKEL TERBARU