Apa Tren Fortnite Menurun Karena Apex Legends? Begini Hasil Penelitiannya

Kalau begitu Fortnite rugi, dong?

Tren Fortnite menurun, dan hal tersebut juga digadang-gadangkan datang dari kompetitornya, Apex Legends sebagai salah satu alasan kuat menurunnya tren tersebut.

Dari Bloomberg melalui data riset pendapatan industri gaming yang dirilis oleh SuperData, semenjak bulan Januari Fortnite mengalami penurunan drastis dalam pendapatan. Tidak tanggung-tanggung, penurunan tersebut mencapai 48 persen.

Hal ini menandakan bahwa gim free-to-play tersebut resmi kedatangan sebuah saingan beratnya, karena di saat Apex Legends rilis pada tanggal 4 Februari saham Electronic Arts melambung hingga mencapai puncaknya 43 persen di tanggal 14 Februari lalu.

Tapi pertanyaannya tentu bertahan, apakah naiknya tren Apex Legends berpengaruh terhadap jatuhnya pendapatan gim Fortnite? Jeff Cohen, analis riset dari Stephens Inc. berujar bahwa tren Fortnite menurun di bulan Januari tidak berhubungan dengan Apex Legends, mengingat gimnya yang langsung rilis bulan lalu.

"EA sedang memiliki posisi kompetitif di antara empat penerbit umum mayor dengan franchise stabil mereka, Apex Legends, sekaligus judul-judul kuat yang datang musim gugur depan seperti Star Wars dan Titanfal," ujar Cohen.

Sementara itu, laporan Gamerant tahun lalu menunjukkan bahwa Fortnite mengalami penurunan pemain streaming aktif dalam gim tersebut semenjak rilisnya gim Battle Royale tersebut. Jumlah pemain aktif Fortnite menurun sebanyak 5% dari 2.37 juta pemain dalam kuartal ketiga 2018 hingga 2.25 juta dalam kuartal keempat 2018.

Dengan demikian, bisa disimpulkan bahwa laporan-laporan ini menandakan kebetulan saja tren Fortnite sedang mengalami pendinginan ketika Apex Legends meluncur dan meledak di awal Februari. Namun dengan datangnya musim baru Fortnite yang mungkin meniru sistem 'ping' Apex Legends, hal itu bisa jadi satu pertanda juga.

Apakah sebenarnya tren Fortnite menurun sementara akibat segarnya Apex Legends, atau justru akan semakin turun dimakan waktu? Bagikan pendapatmu melalui kolom komentar!

Sumber: Bloomberg

Artikel terkait

ARTIKEL TERBARU