HEAD 2 HEAD : Battle Royale (2000) Versus The Hunger Games (2012)

Remaja – remaja yang dipaksa masuk ke dalam 1 kondisi : “Kill or be Killed.” Tema itulah yang diusung oleh kedua film brutal ini. Bagi fans serial gore dan brutal, pastinya dua film ini masuk dalam list top movies yang harus anda tonton. Lantas mana diantara dua film ini yang lebih superior? Let the battle begins!

HEAD 2 HEAD : Battle Royale (2000) Versus The Hunger Games (2012)

HEAD 2 HEAD : Battle Royale (2000) Versus The Hunger Games (2012)

Sejak awal kehidupan, manusia selalu berkompetisi. Dari banyaknya sperma yang berlomba – lomba membuahi sel telur, hanya ada 1 juaranya (eh, kadang-kadang ada sih yang kembar),  lalu bersaing menjadi yang terpintar di bangku pendidikan, bersaing lagi untuk mendapatkan hati gadis pujaan (khusus pria),  tak luput juga bersaing lagi mencari pekerjaan dan uang yang banyak, hingga akhirnya bersaing mencari tempat peristirahatan terakhir yang ideal.  Rasanya tak salah jika ada simpanse yang bilang;  “memang susah jadi manusia.”

Hak asasi manusia yang paling utama, adalah hak untuk Hidup. Hal inilah yang akan dijadikan tema persaingan dalam kedua film yang akan saya bahas ini, Battle Royale dan The Hunger Games. Merampas atau dirampas, bunuh atau dibunuh… hukum Rimba yang sudah ribuan tahun terjadi di Dunia ditampilkan secara gamblang dan eksplisit di layar lebar.  Sebelumnya saya peringatkan dulu, bahwa bahasan ini akan mengandung “SPOILER,” jadi bagi yang belum nonton kedua film ini… bacanya hati – hati. Namun kamu yang belum nonton tapi penasaran…. bacanya sedikit – sedikit saja. Kalau yang sudah nonton, ya baca aja semua!

HEAD 2 HEAD : Battle Royale (2000) Versus The Hunger Games (2012)

Langsung saja masuk ke halaman 2 untuk Battle Royale...

HEAD 2 HEAD : Battle Royale (2000) Versus The Hunger Games (2012)

“Today I Killed My Best Friend”

Judul : Battle Royale

Running time : 114 min

Genre :   Action | Sci-Fi | Thriller

Director : Kinji Fukasaku

Writers : Kenta Fukasaku (screen play)

Cast :   Tatsuya Fujiwara, Aki Maeda and Tarô Yamamoto

Release Date :  16 December 2000

Sekelas murid kelas 3 SMP dilepas di 1 pulau terpencil tak berpenghuni,  diberikan senjata secara acak, dan memberi mereka waktu 3 hari untuk saling membunuh. Aturannya sederhana saja, tidak boleh ada yang keluar dari area pulau, dalam 1 permainan gila sehingga 1 saja peserta yang masih selamat untuk menjadi pemenangnya.  Jika ada kondisi yang tidak dipenuhi, maka *BOOM* … everybody dies! Event biadab ini disebut “Battle Royale” (BR).

Para Peserta yang “beruntung”  kali ini adalah kelas B dari Zentsuji Middle School.  Sebenarnya kelas yang penuh biang kerok dan siswa – siswa bermasalah ini memang sudah ditarget sejak dulu oleh para penyelenggara. Siswa – siswa ini ditipu untuk mengikuti kegiatan diluar kampus, dan ternyata mereka dibius dan terbangun dalam lokasi BR. Termasuk dalam 40 siswa ini adalah murid biasa seperti Shuya (Tatsuya Fujiwara,”Death Note”) , Noriko (Aki maeda), sedangkan beberapa adalah siswa brutal seperi Kiriyama si ketua geng yang haus darah (Masanobu Ando),  dan Mitsuko yang memutuskan mengikuti permainan ini dengan menggunakan kelicikan dan kecantikannya. Permainan sudah dimulai, waktu terus berjalan…. Siapakah yang akan selamat?

HEAD 2 HEAD : Battle Royale (2000) Versus The Hunger Games (2012)

Seperti kebanyakan karya Novel/Manga => Movie,  ada beberapa element unik dari media originalnya yang  absent dari versi movie ini. Misalnya keadaan Jepang alternatif secara detail (yang memenangkan Perang Dunia II), motivasi tiap – tiap siswa, latar belakang di balik konsep BR secara detail. Dengan adanya sub – sub stories ini akan membuat menonton filmnya terasa lebih menarik dibanding hanya melihat siswa – siswa saling bunuh tanpa alasan.

httpv://youtu.be/Y-T7yPJVvXw

Bagaimana dengan The Hunger Games? Langsung saja klik halaman 3...

HEAD 2 HEAD : Battle Royale (2000) Versus The Hunger Games (2012)

“May the Odds Be Always In Your Favor”

Judul : The Hunger Games

Running time : 142 min

Genre :   Action | Drama | Sci-Fi

Director : Gary Ross

Writers : Gary Ross (Screen play)

Cast :    Jennifer Lawrence, Josh Hutcherson and Liam Hemsworth

Release Date :  22 March 2012

Pada Suatu masa di dimensi alternatif, Negara yang bernama "Panem" harus memilih sepasang muda-mudi berumur 12 - 18 tahun dari 12 distrik yang mereka kuasai untuk bertarung battle royal sampai titik darah penghabisan dalam suatu event yang disebut "The Hunger Games" (HG :  Hunger Games…bukan Hard Gay XD). Event hukuman ini bertujuan untuk memperingati pemberontakan yang dilakukan distrik - distrik tersebut di masa lampau. Tapi kenapa namanya "hunger games" ? Apa hubungannya sama hunger, kok di benak saya jadi semacam lomba menahan lapar... anyway, moving on!

Tersebutlah sebuah distrik pertambangan yang bernomor 12. Distrik ini merupakan rumah bagi Katniss (Jennifer lawrence; X-men First Class) dan Peeta, yang akhirnya terpilih menjadi "tribute" (korban) untuk ikut Hunger Games (HG) .... Ini merupakan hal yang buruk, karena besar kemungkinannya tribute pulang dalam kantong mayat.

Sebagai mentor mereka, dihadirkan seorang surivivor dari HG sebelumnya yang bernama Haymitch (Woody Harelson; Zombieland). Mereka akhirnya dihias dan dilatih sedemikian rupa untuk bisa bertarung dengan maksimal di HG. Katniss terlatih dalam bidang Panahan, dan Peeta yang memiliki skill di bidang camouflage, harus bertahan hidup dalam event maut ini. Siapakah yang akan keluar sebagai jawaranya?

HEAD 2 HEAD : Battle Royale (2000) Versus The Hunger Games (2012)

Movie ini juga salah satu adaptasi dari novel terkenal dengan judul yang sama. Karena merupakan adaptasi dari novel, tentunya film ini ingin menarik pangsa pasar diluar penikmat novelnya. Kemungkinan besar para orang awam akan sedikit bingung dengan beberapa hal di film ini, bagaikan diceburkan kedalam kolam air dingin (seperti saya).

Sedangkan penikmat novelnya sebagian besar pasti akan kecewa dengan visualisasi ini, hahaha! Bagaikan buah simalakama! Satu hal yang disesalkan pembaca novelnya, adalah absennya visualisasi pikiran - pikiran para peserta HG. hal ini membuat kita tidak mengenali karakter dari para peserta HG kecuali Katnis dan Peeta.... Padahal banyak peserta lain yang kisah hidupnya tak kalah menarik.

httpv://youtu.be/qoUT7q2iTbQ

Lanjut ke halaman 4, saya akan mulai membandingkan keduanya... Mulai dengan para karakter yang terlibat di dalamnya!

|| The Cast  ||

BR :

HEAD 2 HEAD : Battle Royale (2000) Versus The Hunger Games (2012)

Para pelaku event ini adalah remaja – remaja smp bau kencur yang sama sekali tidak tahu apa – apa tentang bunuh membunuh (tapi rasanya beberapa memang berbakat untuk itu). Mereka sama sekali tidak tahu tentang apa yang akan mereka hadapi. Semua mulai dari 0.  Murni menggunakan basic instinct, mereka semua harus membunuh orang – orang yang sudah mereka kenal yaitu teman sekelas mereka sendiri.

HG:

HEAD 2 HEAD : Battle Royale (2000) Versus The Hunger Games (2012)

Tributes untuk HG adalah remaja – remaja yang sudah mengetahui akan mengikuti event ini. Beberapa memang dilatih secara khusus  dan menjadi sukarelawan, sedangkan beberapa didapat melalui undian (Reaping). Namun mereka semua mendapat pelatihan dan juga tutor untuk melatih mereka dalam survival skills dan weapons skills.

Range umur peserta juga tampaknya random, dengan range 12 – 18 tahun. Hal ini membuat peserta dengan umur yang lebih tua memiliki lebih banyak odds in their favor.  Selain teman tribute district sendiri, mereka tak pernah bertemu sebelumnya dengan tribute dari district lainnya.  Apakah ini membuat membunuh mereka menjadi lebih mudah ?

My Choice : BR

Karena rasanya lebih fair peserta dengan range umur yang tidak terlalu jauh. Jujur rasanya agak miris juga melihat peserta HG yang masih kecil harus jadi makanan empuk peserta yang lebih tua. I mean, Come on…. where’s the fun in that ?

Lanjut buka halaman 5, mana yang lebih menarik dari konsep ceritanya?

|| The Concept ||

BR:

HEAD 2 HEAD : Battle Royale (2000) Versus The Hunger Games (2012)

Konsep original BR adalah  untuk  penelitian (tidak jelas penelitian apa) , tapi di  versi movie ini tidak disebut demikian…. Rasanya memang hanya untuk mengurangi jumlah siswa berandal saja. Sempat terlihat ada beberapa liputan, tapi hanya meliput bagian akhir saja (sesi pengumuman pemenang BR) karena memang pada saat event BR berlangsung tidak ada kamera atau cctv disana. Para peserta dipantau lewat Collar (kalung) mereka yang juga berfungsi sebagai tracker untuk ditangkap radar “panitia” BR.  Adanya dead-line 3 hari dalam film ini membuat adrenaline peserta (dan juga penonton) terus berpacu  menuju detik – detik klimaks yang berdarah.

HG:

HEAD 2 HEAD : Battle Royale (2000) Versus The Hunger Games (2012)

Bagi penduduk distrik 12, event HG adalah hukuman mati. Bagi penduduk Capitol (ibu kota Panem), HG adalah tontonan reality show yang nge-trend.  Tiap peserta didandani hingga cantik dan tampan, dilatih dengan maksimal, mendapat kesempatan menarik sponsor (untuk free items selama HG), dan bahkan mendapat talk show mereka sendiri.  Kamera – Kamera tersembunyi di lokasi – lokasi kunci, untuk menangkap event – event yang menarik para penonton.  Tidak adanya batas waktu yang jelas membuat peserta HG memiliki waktu bersantai untuk tidur sejenak, atau tidak melakukan apa – apa kecuali bertahan hidup.  Jika bosan, terlihat bahwa panitia HG bisa berbuat sekehendak hati dengan melakukan “editing”  pada area HG, mulai dari “spawn” creatures, membuat kebakaran besar, hingga menembakkan cannon yang entah darimana asalnya. Seems legit ain’t it ?

My Choice: BR

Karena konsep deadline 3 hari ini tentu saja akan membuat event tersebut jadi semakin seru karena semua orang berlomba untuk tidak mati, dengan cara mematikan peserta lain. The suspense is in the air, people. Belum lagi tanpa adanya kamera – kamera pengganggu,  kan ga sopan kalau misalnya ada peserta yang buang air harus jadi tontonan masyarakat.

Klik halaman 6, mari kita bandingkan senjata dan perlengkapan keduanya...

|| The Weapons & Equipment||

BR:

HEAD 2 HEAD : Battle Royale (2000) Versus The Hunger Games (2012)

Setiap peserta disediakan satu tas berisi makanan dan air, serta 1 kontainer item yang berisi senjata (SMG, shotgun, handgun, clurit, crossbow, pisau lipat, dll) atau  barang – barang aneh (garpu,  nampan, teropong, kipas kertas, dll).

Diberikan pada awal permainan dimulai,  setelah itu peserta diberi waktu untuk kabur secepatnya dari lokasi start permainan untuk bersembunyi sebelum peserta berikutnya muncul.  

HG:

HEAD 2 HEAD : Battle Royale (2000) Versus The Hunger Games (2012)

Pada awal game setiap tribute “spawn” dari lokasi yang berdekatan mengelilingi supplies dan weapons pack yang terletak di tengah lapangan kosong, saat permainan dimulai para tribute diberi pilihan untuk langsung menuju tengah – tengah lapangan (untuk berebut items dan saling membunuh) atau kabur tanpa mengambil apapun dan kembali lagi nanti.  Item packs terdiri dari makanan dan minuman dan alat2 survival , sedangkan weapons pack berisi senjata random sejenis pedang, pisau, panah, dan senjata – senjata lainnya (tanpa senjata api).  

My Choice : HG

Saya lebih menyukai konsep battle dengan senjata – senjata medieval,  pedang dan panah terasa lebih “manly” dibanding shotgun dan Uzi. Setiap orang bisa menarik pelatuk, tapi menikam seseorang sembari menatap matanya….. u need balls to do that.

Kurang rasanya tanpa sisi romance, klik di sini untuk mengetahui bumbu kisah cinta kedua film tersebut...

|| The Romance ||

BR:

HEAD 2 HEAD : Battle Royale (2000) Versus The Hunger Games (2012)

Apa jadinya bila kisah brutal ini tanpa bumbu asmara ? pastinya rasanya akan hambar.  Nah, kisah asmara yang mewarnai BR adalah antara Shuya dan Noriko. Keduanya merupakan teman sekelas sejak kecil yang tentunya memang sudah kenal dekat satu sama lainnya.  Sejak awal BR, Shuya sudah berjanji pada sahabatnya untuk menjaga Noriko dengan nyawanya…. Dari sana muncul benih – benih cinta yang sejak dulu menunggu untuk dituai. keliling  pulau tak berpenghuni menghindari pembunuh – pembunuh psycho bareng  gebetanmu ? Awww so sweet.

HG:

HEAD 2 HEAD : Battle Royale (2000) Versus The Hunger Games (2012)

Lain dengan BR, kisah cinta Katniss yang pindah ke lain hati di tengah – tengah film tampaknya menyakiti hati seseorang di akhir film.  Yap benar, ide mentor mereka untuk memberikan tontonan “kisah cinta di medan perang”  untuk menarik sponsor awalnya ditolak mentah – mentah oleh katniss. Ternyata sodara – sodara, di tengah – tengah HG terjadi adegan pertemuan bibir Katniss dengan bibir Peeta di sebuah gua remang – remang…  yang dulunya rekayasa kok sekarang jadi beneran ? ah entahlah,  namanya juga remaja.

My choice : BR

Teman masa kecil yang kemudian jadi pacar terasa lebih dapet feel-nya, ketimbang cinta rekayasa yang bermulai di reality show.  Belum lagi di HG ada bumbu – bumbu pengkhianatan, ouch…. Galau.

Dan terakhir, mana yang terbaik di antara keduanya? Langsung masuk kemari...

|| The Conclusion ||

BR:

Klimaks di BR terlihat penuh twist dan kejutan menarik di akhir kisahnya.  Pertempuran dengan siswa terakhir yang epik, ditambah dengan konfrontasi dengan sang wali kelas. Yang akhirnya ditutup dengan event terakhir yang sepertinya menganjurkan para penonton (bapak – bapak , ibu – ibu, semua yang ada disini) untuk menerka apa yang terjadi di belakang layar.

HG: 

Ending yang sedikit aneh buat saya, dengan klimaks yang sepertinya “terpaksa” harus happy ending.  Pertarungan terakhir terkesan dikejar deadline membuatnya jadi kurang greget. Setelah event ini selesai, sang jagoan pulang kerumah seakan tidak terjadi apa2, dan kembali ke kehidupan normal.  Lalu bagaimana dengan hubungan mereka, bagaimana dengan pacar Katniss, bagaimana dengan hadiah mereka, bagaimana dengan riot yang terjadi di district lain, bagaimana dengan panitia HG sebelumnya yang dihidangkan berry beracun, dll.

Spekulasi saya sih memang sengaja dibuat demikian, karena (sedikit bocoran) memang tribute ini akan ikut lagi di hunger games berikutnya.  

HEAD 2 HEAD : Battle Royale (2000) Versus The Hunger Games (2012)

My choice : … ?

Kalau yang ini saya tidak dapat memutuskan.  Di satu sisi, saya tertarik dengan konsep twist yang dihadirkan BR…. Di sisi lain, saya juga agak benci tapi penasaran dengan konsep “Cliffhanger” HG. Walau agak kecewa, tapi malah jadi penasaran dengan event lanjutan diseri berikutnya.

Akhir kata, kedua film ini sama – sama memiliki kelebihannya masing – masing. BR yang lebih menarget pangsa pasar lokal (Jepang) yang lebih mature yang sarat adegan eksplisit dan gore, sedangkan HG lebih kepada remaja – remaja yang beranjak dewasa membumbui dengan drama dan lingkungan yang indah. Keduanya memiliki tempat di hati para penonton, dan yang jelas…. Keduanya wajib ditonton ^^

Sekian dari saya!

Artikel terkait

ARTIKEL TERBARU