Blacklight: Retribution, FPS Free-to-Play yang Dibangun Dari Engine Kelas Atas

Dev. / Pub. : Zombie Studios / Perfect World

Engine: Unreal Engine 3

Platform: PC

Release Date: 03 April 2012

Genre: First-person Shooter

Official Website: http://blacklight.perfectworld.com/

Penggemar game FPS pastinya mengenal game Blacklight Tango Down. Walaupun hanya dirilis untuk Xbox Live Arcade dan juga PlayStation Network (juga PC), tapi Blacklight Tango Down sama sekali tidak bisa diremehkan. Grafisnya cukup bagus, dan fitur kustomisasnya adalah yang “tergila” bila dibanding game-game FPS lainnya. Nah pada tanggal 3 April lalu Blacklight sudah “berevolusi” menjadi game Free To Play untuk PC (hanya untuk PC) dengan judul Blacklight Retribution. Untuk merayakan perilisan ini, Perfect World (publisher) menambahkan berbagai jenis senjata, mode permainan, dan juga map baru. Dibuat eksklusif untuk PC, grafis Blacklight Retribution kali ini diupgrade beberapa kali lipat. Menggunakan Unreal Engine 3 dan kompatibel dengan DirectX 11, Blacklight Retribution memiliki grafis yang tidak kalah dengan COD Modern Warfare 3, maupun Crysis 2. Jika dibanding dengan game FPS online lain yang ada di pasaran saat ini seperti Point Blank, AVA, CS Online, dan banyak lainnya, perbedaan grafis ini bagaikan langit dan bumi.

Pertanyaannya sekarang adalah, apakah dengan semua upgrade grafik ini lantas kamu harus membeli PC baru yang mampu memainkan game ini? Bagaimana juga dengan masalah lag, yang terus terang sangat penting dalam sebuah game FPS Online? Untungnya Perfect World sudah memikirkan hal ini. Blacklight Retribution memang mampu menampilkan visual yang sangat memukau, tapi jika PC mu tidak memiliki hardware yang sesuai, maka grafis yang ditampilkan juga bisa didowngrade, sehingga kamu bisa tetap memainkannya dengan PC yang sedang-sedang saja. Tentunya, grafis yang ditampilkan akan menjadi jelek, tapi paling tidak kamu bisa memainkan gamenya dengan lancar. Tapi tentunya grafis yang memukau tidak ada artinya bagi sebuah game online FPS jika gameplaynya sendiri tidak seru. Belajar dari Blacklight Tango Down, Blacklight Retribution kali ini menampilkan sistem kustomisasi yang jauh lebih “gila”.

Kamu bisa merangkai berbagai bagian senjata untuk menciptakan senjata baru yang sama sekali unik. Disinilah letak kecerdasan developer dari Blacklight Retribution. Berbagai senjata dan juga parts yang bisa dikustomisasi ini tentunya hanya bisa dibeli dengan menggunakan combat point (semacam mata uang dari Blacklight Retribution). Jadi untuk bisa mengkustom senjata dengan bebas, pemain harus bermain dan mengumpulkan combat point sebanyak mungkin. Tentunya jika kamu tidak sabar, bisa saja kamu menggunakan uang asli untuk membeli senjata dan parts ini. Oh iya, selain combat point, pemain juga mendapatkan exp untuk meningkatkan level mereka. Semakin tinggi levelnya, maka semakin banyak jenis senjata yang bisa digunakan.

Selain senjata, kamu juga bisa menggunakan berbagai macam equipment yang akan mempengaruhi status mu. Misalnya baju pelindung Kevlar akan memberikan pertahanan yang lebih baik, tapi sebagai gantinya kamu akan bergerak lebih lambat. Tidak ketinggalan juga, salah satu fitur paling keren dari Blacklight Retribution adalah kemampuan untuk menggunakan baju tempur mecha, yang dinamai hardsuit. Walaupun cukup mahal, jika kamu mampu membeli item ini, maka dijamin musuhmu akan lari tunggang langgang ketika berhadan denganmu.

Sama halnya dengan senjata, hardsuit juga bisa dikustomisasi lebih lanjut. Kamu bisa mengganti persenjataan dari hardsuit dengan rocket launcher, mini gun, sampai dengan meriam balkan yang biasanya dipasang di pesawat jet. Kamu juga bisa merubah-rubah armor dari hardsuit ini. Ini nantinya akan mempengaruhi pertahanan, kecepatan gerak, dan regenerasi HP dari hardsuit. Dengan begitu banyaknya hal yang bisa dikustomisasi di game ini, saya yakin para penggemar game FPS tidak akan pernah merasa bosan ketika memainkannya. Sekarang tinggal tunggu saja apakah ada publisher lokal yang mau membawanya?

httpv://www.youtube.com/watch?v=U0vzqTqcQnE

Editorial Team

Duniaku Network