SuWec Meet Up, Ketika Blackberry, Intel, dan Adventure of Wanara Dalam Satu Pertemuan

Tepatnya pada hari Senin minggu lalu, Surabaya Web Community (SuWec) mengadakan sebuah pertemuan dengan tema Do Something Wonderful. Para pengisinya merupakan orang-orang dibalik Intel, Blackberry, dan The Adventures of Wanara. Mereka menawarkan berbagai macam cara kepada para developer untuk membuat karya yang fenomenal.

SuWec Meet Up, Ketika Blackberry, Intel, dan Adventure of Wanara Dalam Satu Pertemuan

SuWec Meet Up, Ketika Blackberry, Intel, dan Adventure of Wanara Dalam Satu Pertemuan Ketiga narasumber duduk bersama[/caption]

Tepatnya pada malam Senin 18 Februari 2013, salah satu komunitas di Surabaya bernama Surabaya Web Community mengadakan pertemuan yang mengundang berbagai macam developer yang bergerak di bidang IT dan diisi oleh orang-orang Intel, Blackberry, dan The Adventures of Wanara. Banyak pula mahasiswa dari berbagai universitas di Surabaya datang menghadiri pertemuan yang dilaksanakan di salah satu restoran di Surabaya.

Acara dibuka dengan terlebih dahulu acara makan. Jumlah peserta yang datang pun cukup banyak sehingga kursi yang tersedia tidak cukup banyak untuk menampung orang-orang yang datang terlambat. Namun acara tetap berlanjut dengan lancar.

SuWec Meet Up, Ketika Blackberry, Intel, dan Adventure of Wanara Dalam Satu Pertemuan

Pembicara pertama tidak lain tidak bukan adalah CEO Mechanimotion yang juga merupakan pencipta kisah The Adventures of Wanara, Adhicipta Wirawan. Seorang dosen akuntansi yang memiliki passion dalam dunia game ini merupakan salah satu orang dibalik kebesaran The Adventure of Wanara yang telah melanglang buana hingga ke Jepang.

Sedikit banyak Adhicipta bercerita mengenai awal kesuksesannya hingga mencapai seperti sekarang ini. Dengan membawakan presentasi berjudul Kepak Sayap Impian, ia menjelaskan berbagai macam hal yang bisa menjadi pertimbangan ketika ingin membangun suatu industri kreatif, yang ia perlihatkan melalui perjalanannya dalam membangun mechanimotion. Usaha yang diawali dari sebuah ruangan kecil bekas wartel telah mendapatkan kepercayaan dan pendanaan melalui program Telkom Indigo Fellowship  2011 untuk memulai pembuatan proyek besar the Adventure of Wanara, proyek ambisius yang saat ini telah menghasilkan berbagai macam produk games, novel, dan komik interaktif.

Beberapa saran yang diberikan oleh Adhicipta adalah seperti melakukan riset pasar yang bagus. Riset sangat perlu dilakukan untuk membidik pasar yang ingin kita target sebagai konsumen produk kita nantinya. Produk yang dibuat pun bisa menyesuaikan pasar tersebut. Terkadang banyak yang terjebak oleh passion mereka sendiri, sehingga lupa bahwa produk tersebut salah satu orientasinya adalah para konsumen. Usahakan bahwa produk kita mampu bertahan dan kita lah yang harus terus berkreasi untuk keberlangsungan produk kita tersebut.

Beberapa produk yang telah berhasil dikembangkan oleh Mechanimotion sendiri cukup berhasil di pasaran karena riset yang mendalam dilakukan sebelumnya. Seperti game di platform Android, Mechanimotion bekerja sama dengan studio ElvenGames untuk menciptakan game The Adventures of Wanara. Setelah itu mereka melirik pasar d Jepang dan bekerja sama dengan Native disana untuk membawa game mereka ke platform iOS dan memasarkannya di Jepang. Lalu di bulan Maret ini, mereka juga akan merilis versi Korea untuk game mereka ini. Sebuah terobosan berkelanjutan yang cukup mengesankan dari Mechanimotion. Di tahun ini pun mereka sedang dalam proses penggarapan film animasi dari the Adventures of Wanara. Dan di acara Meetup kali ini, Adhicipta membocorkan video trailer kedua dari proyek animasi ini.

SuWec Meet Up, Ketika Blackberry, Intel, dan Adventure of Wanara Dalam Satu Pertemuan

Pengisi kedua juga tidak kalah serunya. Kali ini Firstman Marpaung memberikan berbagai penjelasan mengenai teknologi terbaru dan penawaran kepada para developer yang hadir di acara meetup ini untuk mengembangkan menggunakan teknologi Intel. Beliau adalah Marketing sekaligus Software and Service Group dari Intel yang memegang Asia Tenggara. Kehadiran beliau di acara ini merupakan salah satu kesempatan besar bagi para developer karena tawaran beliau untuk bekerja sama langsung dengan Intel bisa menjadi sebuah jalan menuju kesuksesan.

Teknologi Intel yang dibawa oleh sang narasumber merupakan teknologi baru yang rencananya masih tahun depan akan diluncurkan. Empat teknologi menjadi satu dalam teknologi terbaru Intel tersebut. Beberapanya menjadi satu seperti teknologi touch, sensor dan perceptual. Intel sendiri merencanakan akan segera meluncurkan smartphone pertama yang menggunakan teknologi mereka.

Yang paling ditekankan dari materi beliau adalah tawaran bagi para pengembang untuk bisa memberikan ide mereka ke beliau. Karena beliau ingin menjembatani para pengembang lokal dengan para teknisi-teknisi profesional Intel untuk mendapatkan bimbingan dan arahan ketika mengembangkan aplikasi menggunakan teknologi mereka. Dan ini semua bisa di dapat secara mudah karena cukup mendaftar ke situs developer Intel dan mengirimkan ide-ide aplikasi menarik ke beliau agar dapat diteruskan menjadi sebuah karya. Beliau sebelumnya juga telah mengunjungi kota-kota besar dan mendapatkan banyak sekali kiriman ide dari para pengembang aplikasi lokal. Dengan dorongan ini, beliau berharap bahwa aplikasi lokal ide anak bangsa nanti bisa ia bawa berkeliling dunia untuk dipamerkan kepada teman-teman Intelnya di berbagai belahan dunia.

SuWec Meet Up, Ketika Blackberry, Intel, dan Adventure of Wanara Dalam Satu Pertemuan

Pengisi ketiga adalah Didiet Noor, Blackberry Developer Relation. Kali ini narasumber bercerita banyak mengenai apa yang ingin ia tawarkan bagi para developer lokal untuk sistem operasi terbaru BlackBerry 10. Sebelumnya pertama kali ia menjelaskan mengenai alasan BlackBerry selama dua tahun terakhir mengapa perusahaan itu terlihat tidak ada pergerakan. Ternyata mereka sedang membangun sistem operasi terbaru mereka ini, dimana versi terbaru ini meloncat hingga tiga versi dari versi lawas terakhir, BlackBerry 7. Lompatan ini memiliki tiga maksud, yakni re-design, re-engineered, dan re-invented. Ketiganya menggambarkan bagaimana BlackBerry serius menanggapi perubahan pasar mobile.  Sistem operasi ini benar-benar baru dan dibangun mulai dari baris program pertama yang berbeda dengan versi-versi sebelumnya. Jadi bisa dibilang ini merupakan sistem operasi baru.

Berbeda dengan presentasi sebelumnya, kali ini BlackBerry menawarkan pasar kepada para pengembang aplikasi. Meskipun banyak orang yang tidak puas dengan BB10, namun beliau menjelaskan bahwa BlackBerry berusaha memperbaiki semua keterlambatan mereka dengan rilisnya BB10. Salah satu yang ditawarkan bagi para pengembang aplikasi adalah subscriber mereka yang berjumlah hingga 80 juta terdaftar menunjukkan masih kuatnya BlackBerry di dunia. Ia menambahkan bahwa beberapa pengembang juga sudah menjalin kerja sama dengan BlackBerry, yakni Earl Grey dan Agate Studio.

Pria asal Jawa Tengah ini juga memberikan tips seputar bagaimana agar aplikasi yang dibuat untuk sistem operasi mobile bisa terjual. Ia menekankan pada icon dari aplikasi tersebut sebagai impresi pertama yang dilihat oleh para pembeli. Icon ini harus didesain sebagus mungkin, kalau perlu menyewa jasa desainer khusus untuk icon seperti ini. Setelah itu screenshoot aplikasi dan deskripsi juga harus jelas dan menampilkan berbagai fitur yang disediakan aplikasi.

SuWec Meet Up, Ketika Blackberry, Intel, dan Adventure of Wanara Dalam Satu Pertemuan Menjajal BB10[/caption]

Beberapa fakta juga ia jelaskan mengenai mengapa pengembang tidak perlu khawatir untuk membangun dan mengembangkan aplikasi bagi sistem operasi BB10. Selain kemampuan HTML5, C++ Native SDK, AS Adobe Air, dan Android Runtime, BlackBerry juga memiliki fakta pasar yang mengagumkan. Beberapa fakta tersebut adalah: revenue yang dihasilkan oleh aplikasi BlackBerry lebih besar 35% dari Android, untuk Indonesia bahkan kita bisa membeli aplikasi cukup dengan pulsa kartu seluler kita.  Untuk biaya pengembangan pun lebih terjangkau daripada iOS dan Android. Lalu para pengembang akan mendapatkan developer support 28% lebih banyak. Pengembang juga bisa mendapatkan development device, sebuah prototipe BlackBerry versi developer yang khusus hanya untuk pengembang.

Inti dari ketiga narasumber sendiri adalah bahwa kesempatan untuk mengembangkan aplikasi di Indonesia sangat terbuka lebar. Dengan menggunakan  riset pasar yang cerdas seperti tim the Adventures of Wanara, memajukan  ide yang cemerlang dengan  menggunakan teknologi canggih Intel, dan memanfaatkan pasar BlackBerry yang memiliki keuntungan dari berbagai platform mobile lainnya, pengembang lokal Indonesia pasti mampu memajukan dunia IT Indonesia!

Artikel terkait

ARTIKEL TERBARU