Event Review GDG 2013: Kelas Game Design Sharing

Setelah kelas Tutorial & Workshop, kali ini kami memberikan ringkasan mengenai materi-materi yang ada di kelas Game Design Sharing dalam Game Developers Gathering 2013. Selamat menyimak!

Event Review GDG 2013: Kelas Game Design Sharing

Event Review GDG 2013: Kelas Game Design Sharing

Kelas kedua yang ada dalam Game Developers Gathering (GDG) 2013 adalah Game Design Sharing. Sesuai dengan namanya, banyak pembicara dalam kelas ini membagikan pengalaman mereka dalam mendesain game mereka, dan memberikan tips dan trik bagaimana membuat sebuah game yang baik. Banyak developer yang sudah memiliki tim pengembangan sendiri memilih untuk memasuki kelas ini, untuk mempelajari lebih lanjut bagaimana mengembangkan sebuah game yang baik.

Di sesi pertama, tampil Stefan Damasena yang saat ini menjabat sebagai CEO Alegrium. Alegrium bisa dibilang salah satu developer game yang paling melejit saat ini dengan dinasti Icon Pop-nya, termasuk Icon Pop Quiz yang paling laris dan sudah di-download lebih dari sembilan juta kali. Stefan membagikan pengalaman mereka saat mengembangkan game tersebut, yang diakuinya merupakan ide "dadakan" dari para anggota timnya saat berkumpul di waktu luang. Selain itu, Stefan juga menunjukkan beberapa statistik download dari Icon Pop Quiz yang awalnya sempat naik drastis, lantas kemudian turun drastis juga. Hingga akhirnya, di akhir tahun 2012, penjualannya kembali naik drastis, dan diakuinya merupakan hasil viral marketing dari para pemainnya.

Di akhir sesi, Stefan memperkenalkan anggota keluarga baru Icon Pop dengan Icon Pop Song. Sesuai dengan judulnya, dalam game ini, kamu tidak lagi disuguhi dengan logo-logo untuk ditebak, melainkan akan disuguhi dengan potongan klip lagu untuk ditebak apa judul lagu tersebut atau siapa penyanyinya. Stefan juga menjawab pertanyaan dari salah satu peserta GDG 2013 mengenai lisensi penggunaan lagu ini, dimana Alegrium memang bekerja sama dengan sebuah lembaga hak cipta untuk mendapatkan lisensi lagu-lagu tersebut dan menggunakannya dalam Icon Pop Song.

Event Review GDG 2013: Kelas Game Design Sharing

Menurut jadwal, materi selanjutnya yang diberikan seharusnya adalah The Making of DreadOut. Namun, dikarenakan Rachmad Imron terlambat datang karena keterlambatan penerbangan sepulang dari Casual Connect Asia 2013, akhirnya sesi kedua diisi oleh Teguh Budi Wicaksono, co-founder dari Agate Studio yang membawakan materi Valthirian Arc II Development Story. Valthirian Arc II sendiri adalah sekuel dari Valthirian Arc yang dirilis pada Maret 2010 lalu dan mendapatkan respon yang sangat positif dari banyak pemain dengan mencatat total delapan juta kali dimainkan dan rating rata-rata 3.9 dari 8 di salah satu portal game raksasa, Kongregate. Dari perilisan seri pertama tersebut, banyak feedback yang diterima oleh Agate Studio melalui forum dan sistem feedback yang ada di Kongregate, lantas memperbaikinya untuk sekuelnya ini. Beberapa yang diimplementasikan dalam sekuelnya antara lain pembuatan engine yang benar-benar baru dibuat dari awal, tambahan mode simulasi dalam Academu Simulation, serta quest yang semakin banyak dan bervariasi. Menurut rencana, Valthirian Arc II ini akan segera dirilis dalam waktu dekat sekitar bulan depan. Agate Studio juga membawa Valthirian Arc II ini di area showcase untuk dicoba para peserta GDG 2013, dan menyediakan sebuah kertas dan pulpen bagi peserta yang ingin menyampaikan saran atau uneg-uneg mengenai game ini setelah mereka mencobanya.

Sebelum istirahat makan siang, giliran salah satu developer game flash senior, Wandah Wibawanto membawakan materi Shortcuts in Building 3D Flash Game. Sebagai salah satu engine yang kebanyakan digunakan untuk mengembangkan game 2D, banyak developer yang menganggap bahwa mengembangkan game 3D menggunakan flash itu susah. Namun, dalam workshop singkat ini, Wandah memberikan beberapa tips dan trik untuk mempermudah developer mengembangkan game 3D menggunakan flash dengan memanfaatkan fitur Stage 3D dari flash player. Untuk mengembangkan game 3D menggunakan flash, Wandah merekomendasikan beberapa tool yang bisa digunakan developer, antara lain 3DS Max untuk membuat modelnya, lantas mengkombinasikannya dengan Flash Develop dan Flare 3D. Wandah sendiri sudah sukses membuat banyak game flash 3D seperti Ace Trucker, Froyo Taxi, Lil'smash, dan Dwarf Village 3D Version, serta pernah menulis sebuah buku tentang Flare 3D.

Event Review GDG 2013: Kelas Game Design Sharing Valthirian Arc II yang didemokan di area Showcase[/caption]

Materi selanjutnya adalah The Making of DreadOut yang dibawakan oleh Rachmad Imron, Founder sekaligus Game Producer dari Digital Happiness. Rachmad bercerita banyak mengenai jalan panjang mereka mewujudkan DreadOut hingga sukses menembus IndieGogo beberapa waktu lalu. DreadOut sendiri mengalami banyak perubahan dari konsep awal, dari 3rd person RPG, 3rd person action dengan menggunakan senjata,FPS survival horror, casual puzzle horror yang ditargetkan untuk mobile, sci-fi horror, casual horror untuk mobile, dan akhirnya menjadi 3rd person survival horror seperti sekarang. Lebih lanjut, Rachmad juga mengungkapkan bahwa mereka tidak mengembangkan game untuk mobile karena dianggap sudah terlalu banyak game yang menyasar ke pasar tersebut. Setelah menembus IndieGogo, target DreadOut sendiri saat ini adalah untuk menembus Steam Greenlight, dimana saat ini mereka sudah berada di peringkat 11 dari 1215 game yang berjuang di Steam Greenlight.

Selanjutnya, ada materi JumpStart to BlackBerry 10 Game Development yang dibawakan oleh Sumyandityo Noor, Developer Evangelist dari BlackBerry. Sumyandityo menjelaskan banyak mengenai BlackBerry 10 yang saat ini sudah di-support oleh banyak tool pengembangan game seperti Unity yang saat ini sudah merilis versi Betanya, Cocos2D, HTML 5 dan HaxeNME. Selain itu, dia juga menjelaskan beberapa alasan mengapa developer harus mempertimbangkan untuk merilis game mereka di BlackBerry, antara lain karena sudah terstandardisasi yang menyebabkan kemudahan untuk porting dari platform lain, OS yang diklaim lebih stabil, serta pendaftaran aplikasi yang tidak dipungut biaya sepeser pun. Pelajaran lain yang diberikan adalah bagaimana penggunaan Scoreloop di dalam game untuk mendukung interaksi sosial antar pemain dalam game tersebut, dan juga statistik yang menyebutkan bahwa developer yang mengembangkan game untuk multiplatform mendapatkan keuntungan sebanding dengan jumlah platform yang dijelajahi. Jadi, semakin banyak platform, maka penerimaan developer tersebut akan semakin besar.

Event Review GDG 2013: Kelas Game Design Sharing Booth BlackBerry yang siap menerima konsultasi pengembangan aplikasi[/caption]

Selanjutnya, ada Vincent Putra, Lead Creative dari Inspira yang memberikan materi Startup Insights: What do Communication Theories Have to Do with Creating your MVP? Dalam materi ini, Vincent membagikan pengalamannya saat memenangkan BlackBerry JamHack Asia Pacific yang menggunakan platform BlackBerry 10 di Bangkok dan bagaimana menanamkan teori komunikasi ke dalam MVP-nya (Minimum Viable Product). Vincent mengungkapkan bahwa produkmu dinilai dari bagaimana tanggapan orang-orang terhadap produk tersebut. Jika kritik dari kebanyakan orang menyebutkan bahwa produkmu gagal, maka produk tersebut benar-benar gagal. Vincent juga memberikan saran untuk membangun sebuah produk yang bisa mengkomunikasikan idemu dengan baik, dan membuat orang-orang membeli ide tersebut.

Dua materi terakhir juga banyak berbicara mengenai desain game yang dibalut dengan sedikit sisi teknis. Dimulai dari Umi Fadilah, UX Evangelist dari Microsoft yang membawakan materi Designing Games for Windows 8. Umi menjelaskan sedikit pengenalan terhadap bahasa desain yang digunakan oleh Microsoft dan bagaimana mengaplikasikannya ke dalam aplikasi game yang kamu buat. Diharapkan dengan memahami ini, sebuah game yang dikembangkan oleh developer bisa mendapatkan keuntungan maksimal dari platform Windows 8 yang digunakan. Terakhir, ada Firstman R. Marpaung, Developer Relation Manager Software & Service Group APAC Intel Corporation yang membawakan tema Guide to Wonderful: What is Beyond Touch and Censor. Firstman menjabarkan bahwa banyak aplikasi saat ini yang menggunakan teknologi touch dan sensor seperti Accelerometer, GPS, kompas dan lain sebagainya. Intel pun tidak ketinggalan dengan mengenalkan sebuah teknologi baru beyond touch and sensor yang bisa dimanfaatkan oleh pengembang dalam aplikasi mereka.

Itulah sedikit ringkasan dari kelas Game Design Sharing dalam GDG 2013. Bagi kamu yang tidak sempat hadir atau kelewatan dengan kelas ketiga GDG 2013, Bussiness & Marketing, tunggu liputannya besok di Duniaku.net!

Artikel terkait

ARTIKEL TERBARU