Casual Connect USA 2013: Diskusi Industri Game Mobile Bersama John Riccitiello, Mantan CEO dari EA

Casual Connect USA 2013 mulai digelar kemarin atau tadi malam WIB. Banyak materi dan diskusi disampaikan oleh para pembicara, salah satunya adalah John Riccitiello, mantan CEO dari EA yang mengungkapkan pendapatnya mengenai industri game mobile saat ini.

Casual Connect USA 2013: Diskusi Industri Game Mobile Bersama John Riccitiello, Mantan CEO dari EA

Casual Connect USA 2013: Diskusi Industri Game Mobile Bersama John Riccitiello, Mantan CEO dari EA

Casual Connect USA 2013 resmi digelar mulai kemarin pagi (semalam WIB) di Hotel Hilton San Francisco Union SQ, San Francisco, Amerika Serikat dan akan berlangsung hingga besok malam WIB. Seperti yang sudah pernah kami beritakan sebelumnya, Casual Connect USA adalah perhelatan ketiga Casual Connect di tahun 2013 setelah sebelumnya menyelenggarakan Casual Connect Europe 2013 yang berlangsung tanggal 12 hingga 14 Februari di Hamburg, Jerman dan Casual Connect Asia 2013 yang sudah berlangsung 21 hingga 23 Mei 2013 lalu di Singapura. Puluhan materi presentasi dan diskusi panel dihadirkan dalam hari pertama yang berlangsung kemarin, yang terbagi menjadi enam kelas terpisah. Dari puluhan materi yang disampaikan dalam hari pertama kemarin, salah satu yang menarik perhatian adalah diskusi dengan mantan CEO dari EA, John Riccitielo yang bertajuk "Fireside Chat With John Riccitielo".

Banyak topik yang ditanyakan kepada Riccitielo dalam diskusinya kali ini, mulai dari masa depan mobile gaming hingga apa yang bisa dipelajari para developer mobile dari developer game konsol atau sebaliknya. Mengenai topik menyerap ilmu dari developer game konsol, Riccitielo mengungkapkan bahwa developer mobile yang mengejar kualitas grafis sekelas konsol telah melakukan sebuah kesalahan. "Selama saya di EA, saya seringkali mendengar banyak kreator konten mobile yang berkata 'kami akan membawa kualitas sekelas konsol di mobile. Hal ini akan membedakan kami dari developer mobile lainnya.' Saya rasa, hal ini adalah sebuah kesalahan," ungkap Riccitielo dalam diskusi tersebut.

"Menginvestasikan grafis yang lebih baik tanpa mempertimbangkan perbedaan yang kamu bawa dan tanpa memikirkan gameplay yang ditawarkan kepada pemain merupakan salah satu jalan menuju kegagalan. Game yang lebih indah (dalam hal grafis) menghabiskan banyak uang untuk membuatnya. Game yang lebih baik (dari segi gameplay) akan memuaskan konsumen," papar Riccitielo lebih lanjut. Riccitielo pun mencontohkan strategi yang pernah dilakukan oleh beberapa game strategi di akhir tahun 90an yang akan mengadopsi grafis 3D, malah membuat biaya pengembangannya dua hingga tiga kali lipat. "Meskipun biaya pengembangan lebih besar, pendapatan yang mereka terima masih sama karena mereka tidak berinovasi," Riccitielo memberikan alasannya. Di sisi lain, game action adventure yang mencoba hal yang sama (beralih ke 3D) menawarkan sebuah pengalaman gameplay yang benar-benar baru, yang sebelumnya mustahil diimplementasikan dalam sprite 2D. "Jika kamu menargetkan game dengan CPU dan GPU yang lebih powerful, pikirkan lebih mengenai peluang untuk membuat pengalaman bermain baru yang belum pernah kamu lihat sebelumnya. Seperti apa gameplay yang sebelumnya tidak mungkin menjadi mungkin sekarang?" ujar Riccitielo. 

John Riccitiello dalam Casual Connect USA 2013. Foto via Geekwire[/caption]

Riccitielo juga mengungkapkan bahwa developer game mobile sebaiknya membangun brand jika ingin berumur panjang. Dia menggaris bawahi fakta yang ada, dimana tidak banyak publisher atau developer yang berhasil meletakkan lebih dari satu game dalam ranking 50 game terbaik di store atau satu game yang bertahan lebih dari satu tahun di chart tersebut. Selain itu, dia juga menyayangkan sedikitnya developer yang bisa membuat game kedua, ketiga dan seterusnya yang lebih laris dari game pertama mereka. "Kamu bisa berharap untuk beruntung kedua kalinya, atau kamu bisa mencari tahu jawabannya, yang saya rasa sangat penting untuk kesehatan bisnis game mobile," ujarnya. "Developer butuh membangun brand. Game yang tidak membangun brand tidak akan bisa eksis dalam satu dekade. Apakah Clash of Clans bisa terus bersama kita 25 tahun mendatang? Franchise Madden tahun ini berulang tahun yang ke-25. Apakah Candy Crush bisa tetap eksis tahun depan dan bisa menghasilkan jutaan dollar dalam sehari seperti sekarang?" papar Riccitielo.

Terakhir, Riccitielo juga mengungkapkan bahwa industri game mobile saat ini terlalu banyak diisi dengan game bertipe "me-too", alias game yang hanya melakukan inovasi secara bertahap, seperti menghadirkan skin atau tema baru dengan gameplay yang sama dengan game-game lainnya. "Gebrakan lain dari industri mobile nantinya akan hadir dari sebuah game yang bisa berinovasi secara fundamental, bukan inovasi secara bertahap," pungkasnya.

Bagaimana pendapatmu, setujukah kamu dengan pendapat dari mantan bos EA ini? Share pendapat di kolom komentar ya!

Duniaku Network adalah media partner resmi dari Casual Connect USA 2013.

Artikel terkait

ARTIKEL TERBARU