Betulkah di Balik Kepopuleran Jilbab Pertanda Ekonomi Sulit Indonesia?

Padahal ane suka yang berjilbab lho :/

Betulkah di Balik Kepopuleran Jilbab Pertanda Ekonomi Sulit Indonesia?

Betulkah di Balik Kepopuleran Jilbab Pertanda Ekonomi Sulit Indonesia?

Bagi kamu yang belajar ilmu ekonomi pasti pernah dengar "hemline index theory". Teori yang dipopulerkan oleh ahli ekonomi George Taylor dari Wharton School of Business pada tahun 1926 ini menjelaskan hubungan antara pakaian terbuka, khususnya panjang rok dengan kondisi ekonomi yang lebih baik.

Teori tersebut menjelaskan bahwa saat kondisi ekonomi lebih baik, perempuan menggunakan rok yang lebih pendek. Sedangkan saat ekonomi sulit perempuan cenderung menggunakan rok yang lebih panjang. Walaupun teori ini masih banyak sekali diperdebatkan oleh banyak ahli ekonomi. Studi tahun 2010 menunjukkan adanya korelasi positif antara kondisi ekonomi dan rata-rata panjang rok yang dipakai.

Untuk menguji teori ini, biasanya para ekonom menggunakan beberapa patokan, seperti perhelatan fashion show di Paris atau pakaian artis di karpet merah Hollywood. Data diambil dari panjang rok yang kemudian dibandingkan dengan kondisi ekonomi dan pasar.

posh spice Kiri: Tahun 2012 saat ekonomi melambat, kanan: Tahun 1997 saat ekonomi lebih baik.[/caption]

Selain kebiasaan berpakaian umum, indikator lain yang bisa kita cermati adalah mulai lazinya cosplayer memakai jilbab pada acara besar, (Baca : Ketika Cosplay Menjadi Ajang Pengejekan Masal ). Hal ini semakin menguatkan analisa bahwa behavior analysis untuk tren budaya pop merupakan cara yang cukup baik untuk prediksi kondisi makro ekonomi kedepan.

Betulkah di Balik Kepopuleran Jilbab Pertanda Ekonomi Sulit Indonesia?

Walaupun tidak langsung meramalkan kondisi ekonomi tahun depan, teori ini biasanya cukup akurat memprediksikan tren kondisi ekonomi untuk 3-5 tahun kedepan. Kita juga bisa cermati bahwa setelah mengalami dekade pertumbuhan sangat positif, ekonomi Indonesia mulai melambat tahun 2012 yang ditandai meningkatnya debt service ratio alias DSR. Apakah tren ini berhubungan dengan mulai populernya penggunaan jilbab  tahun 2007-2008? 

Betulkah di Balik Kepopuleran Jilbab Pertanda Ekonomi Sulit Indonesia?

Melihat korelasi tersebut, apakah bisa kita berasumsi bahwa kondisi ekonomi Indonesia berpotensi masih akan suram beberapa tahun kedepan? Lalu bagaimana dengan fenomena jilbaber with boobs alias jilboobs yang baru-baru ini populer di masyarakat? Bisa jadi selain suram, kondisi ekonomi makin susah diprediksi. Salah satunya tandanya adalah walaupun fundamental ekonomi Indonesia masih cukup kuat, tapi kurs rupiah masih digerus dollar Amerika.

Betulkah di Balik Kepopuleran Jilbab Pertanda Ekonomi Sulit Indonesia?

Rasanya cukup menarik juga mencermati fenomena ini, termasuk di beberapa negara barat dimana penggunaan pakaian tertutup juga semakin populer. Jadi gimana menurut citizen, apakah menurut kamu ada hubungan antara kebiasaan berpakaian dengan isi kantong?

Disclaimer : Tulisan ini hanya ditujukan untuk melakukan behaviour analysis dikorelasikan dengan kondisi ekonomi, tidak ada maksud dan tujuan lainnya.

ARTIKEL TERBARU