Setelah Nonton Video Coby Persin Ini, Masihkah Bebaskan Anak Gadis Kita Main Facebook?

Lewat video YouTube dan hanya bermodalkan Facebook, Coby Persin mengingatkan kita betapa mudahnya penculikan ABG itu terjadi.

Setelah Nonton Video Coby Persin Ini, Masihkah Bebaskan Anak Gadis Kita Main Facebook?

Setelah Nonton Video Coby Persin Ini, Masihkah Bebaskan Anak Gadis Kita Main Facebook?

Seperti yang kita tahu, kasus penculikan anak-anak perempuan di bawah umur lewat jejaring sosial makin sering terjadi. Terkadang hal-hal semacam ini membuat kita bertanya-tanya, apa yang sebetulnya terjadi, mengapa anak-anak ini begitu mudah “terbujuk”?

Seorang pria bernama Coby Persin melakukan eksperimen sosial untuk membuktikan betapa mudahnya menculik anak gadis zaman sekarang. Persin mencoba menjebak tiga orang anak berusia remaja, tentunya dengan persetujuan kedua orangtua mereka. Ketiga gadis remaja itu berusia 14 tahun, 13 tahun, dan 12 tahun.

Coby Persin Menyamar Sebagai ABG

[read_more id="217224"]

Dalam aksinya ini, Persin hanya dibantu koneksi internet dan aplikasi jejaring sosial, Facebook. Ia membuat akun Facebook baru dan berperan sebagai seorang anak laki-laki berusia 15 tahun, bernama Jason Biazzo. Ia pun memasang foto cowok remaja ganteng, untuk menarik para ABG cewek.

Bisa ditebak, ia tak kesulitan mencari teman baru (add a friend) hanya dengan modal foto palsu. Persin bahkan tak sulit untuk mengajak ketemuan dengan para anak-anak itu. Hal ini menunjukkan bahwa para ABG cewek, bisa dengan mudah menjadi korban penculikan dan pencabulan, karena berani menemui orang asing yang mengajak bertemu.

Setelah Nonton Video Coby Persin Ini, Masihkah Bebaskan Anak Gadis Kita Main Facebook? Akun fiktif: Jason Biazzo[/caption]

Tanpa sepengatahuan para ABG, Coby mengajak orang tua mereka. Para orang tua disuruh bersembunyi, untuk melihat bahwa anak-anak mereka dengan mudahnya mau menemui orang yang hanya dikenalinya lewat dunia maya.

Korban pertama adalah Mikayla, yang berusia 13 tahun. Setelah empat hari berbincang dengan Persin (yang berperan sebagai Biazzo), Mikayla langsung memberikannya nomor ponsel. Gadis itu bahkan setuju untuk menemui Persin di taman.

Setelah Nonton Video Coby Persin Ini, Masihkah Bebaskan Anak Gadis Kita Main Facebook? Tinggal add friend[/caption]

Setelah Nonton Video Coby Persin Ini, Masihkah Bebaskan Anak Gadis Kita Main Facebook? Ngobrol-ngobrol dikit...[/caption]

Korban kedua yakni remaja berusia 12 tahun, bernama Julianna. Dia setuju bertemu dengan Persin dan memberikan nomor ponselnya. Bahkan, Julianna membolehkan Persin datang ke rumahnya setelah ayahnya tertidur.

Setelah Nonton Video Coby Persin Ini, Masihkah Bebaskan Anak Gadis Kita Main Facebook? Berani mengajak orang asing masuk rumah![/caption]

Setelah Nonton Video Coby Persin Ini, Masihkah Bebaskan Anak Gadis Kita Main Facebook? Ayah Julianna harap-harap cemas[/caption]

Gadis ketiga adalah Jenna, yang berusia 14 tahun. ABG ini pun dengan mudah memberikan nomor teleponnya. Persin pun meminta Jenna untuk bertemu dan ikut ke dalam mobil yang diparkir Persin di depan rumah Jenna. Dan ajaibnya, gadis ini menurut begitu saja!

Setelah Nonton Video Coby Persin Ini, Masihkah Bebaskan Anak Gadis Kita Main Facebook? 14 tahun![/caption]

Setelah Nonton Video Coby Persin Ini, Masihkah Bebaskan Anak Gadis Kita Main Facebook? Dan beginilah penculikan itu terjadi![/caption]

"Selamatkan Anak Anda!" -- Coby Persin

[youtube_embed id="6jMhMVEjEQg"]

Video Persin dilihat oleh ratusan ribu pengunjung YouTube. Bahkan, Persin tidak lupa untuk mengingatkan para orangtua jika setidaknya, menurut data yang ia ketahui, ada sekitar 750.000 predator anak yang berkeliaran di Amerika.

Setelah Nonton Video Coby Persin Ini, Masihkah Bebaskan Anak Gadis Kita Main Facebook? Hanya bermodalkan akun FB fiktif[/caption]

Video ini menunjukkan betapa orang tua selama ini tak percaya bahwa Facebook bisa dengan mudahnya membuai anak-anak mereka. Mereka terlalu percaya, bahwa anak gadis mereka, sudah sangat berhati-hati dengan ancaman dari media sosial. Persin ingin mengingatkan kepada para orang tua, termasuk kita, bahwa media sosial punya banyak kelemahan yang bisa dimanfaatkan oleh orang jahat.

 

Artikel terkait

ARTIKEL TERBARU