The Astrajingga: Pertarungan Wayang "Bergaya" Saint Seiya Melawan Cyborg

Kamu pembaca novel? Suka dengan kisah-kisah wayang namun menginginkan twist baru? Kalau begitu sepertinya The Astrajingga: Punakawan Awakens akan menjadi pilihan bagus untuk kamu!

The Astrajingga: Pertarungan Wayang "Bergaya" Saint Seiya Melawan Cyborg

The Astrajingga: Pertarungan Wayang Bergaya Saint Seiya Melawan Cyborg

Kamu pembaca novel? Suka dengan kisah-kisah wayang namun menginginkan twist baru? Kalau begitu sepertinya The Astrajingga: Punakawan Awakens akan menjadi pilihan bagus untuk kamu!

[read_more link="http://www.duniaku.net/2016/03/11/trailer-2-civil-war-spider-man/" title="Trailer 2 Civil War Perlihatkan Spider-Man!"]

The Astrajingga - Punakawan Awakens mengambil latar setelah perang Bharatayuda berakhir. Namun muncul ancaman baru terhadap Kerajaan Hastinapura. Para penghuni kerajaan mungkin sudah terbiasa menghadapi serbuan manusia, siluman, atau para Asura. Namun penyerang mereka kali ini adalah sekumpulan makhluk berteknologi tinggi dengan tubuh diselimuti cangkang besi: cyborg.

Cyborg? Di cerita wayang? Kok bisa? Fenomena ajaib ini juga yang membuat kebingungan. Maka diutuslah Astrajingga (Cepot), Dawala, dan Gareng untuk menyelidiki fenomena musuh-musuh ajaib yang tak semestinya ada di zaman itu sebelum terjadi kekacauan yang lebih besar.

Mungkin kamu mengenal nama-nama yang disebut di atas sebagai Punakawan. Itu adalah salah satu langkah unik yang diambil oleh penulis novel ini. Alih-alih mengambil sudut pandang para Pandawa, protagonis yang bergerak untuk mengakhiri konflik ini adalah para Punakawan. Keputusan yang seharusnya mampu memberikan rasa tersendiri ke dalam cerita.

The Astrajingga - Punakawan Awakens digarap oleh Rickman Roedavan, nama yang mungkin kamu kenal kalau kamu adalah pemerhati dunia novel fiksi fantasi Indonesia. Sebelumnya beliau pernah terlibat dalam kompetisi menulis cerpen Fantasy Fiesta, dan salah satu cerpennya pun berhasil masuk ke buku antologi Fantasy Fiesta 2011.

Seperti karya bung Roedavan sebelum-sebelumnya, jangan terburu memikirkan buku ini akan bernuansa kelewat serius. Penulis buku menyajikan The Astrajingga sebagai sebuah komedi, dengan dialog yang bisa terdiri dari tiga bahasa: Indonesia, Sunda, Inggris. Bahkan di beberapa bagian pun ada footnote-footnote dari penulis, yang tetap disajikan dengan kocak sekaligus memberi info ekstra kepada pembaca.

Kalau kamu merasa sudah pernah mendengar, atau bahkan membaca, kisah ini sebelumnya, berarti kamu melihatnya di Gramedia Writing Project. Penulis cerita sudah pernah mencoba menaruh di Gramedia Writing Project tahun 2014 lalu. Dan ceritanya tergolong cukup sukses di sana, mampu tembus hingga 8000 view lebih dan juga review positif dari pembaca.

The Astrajingga: Pertarungan Wayang Bergaya Saint Seiya Melawan Cyborg

Takut kalau misalnya buku The Astrajingga ini penuh dengan teks? Untuk yang enggan membaca novel seperti itu, ada ilustrasi-ilustrasi di dalam The Astrajingga yang akan membantu visualisasi sekaligus menghidupkan kisah di ceritanya. Ilustrasi-ilustrasi ini digarap oleh Dennis Saputra, seorang ilustrator yang pernah menggambar Legend Saint, tokoh pewayangan versi Saint Seiya.

Berminat untuk mencoba The Astrajingga? Buku ini bisa kamu dapatkan di Wayang dengan harga 20.000 rupiah saja. Cukup murah, apalagi untuk hiburan yang menyenangkan seperti ini.

[embedly url="http://www.wayang.co.id/index.php/toko/detail/56682"]

Tak heran kalau buku ini sempat masuk ke dalam daftar buku laris di katalog Wayang.

The Astrajingga: Pertarungan Wayang Bergaya Saint Seiya Melawan Cyborg

Ingin tahu lebih banyak dulu tentang The Astrajingga - Punakawan Awakens sebelum memutuskan untuk membeli atau melewatkan bukunya? Kalau begitu mungkin trailer ini akan membantumu memutuskan!

[youtube_embed id="-YNEcl8ilU0"]

Artikel terkait

ARTIKEL TERBARU