Game Pokemon GO Tumbangkan Clash of Clan, Lebih Populer dari WhatsApp dan Twitter!

[read_more id="192835"]

Seminggu setelah dirilis, Pokémon Go langsung mencapai blockbuster, sukses melumpuhan server Nintendo, berkat arus masuk jutaan penggemar Pokémon yang pengen bernostalgia, atau gamer game mobile yang penasaran dengan apa itu game augmented-reality Pokémon GO ini. Alhasil, saham

Pokémon Go, yang cara kerjanya memanfaatkan koneksi G.P.S. dan kamera pada smartphone dan memungkinkan kalian menangkap, mengumpulkan, dan bertarung dengan monster digital sembari jalan-jalan di dunia nyata, sejak perilisannya 6 Juli 2016 lalu tidak bergeser menjadi game yang paling diunduh di App Store-nya Appple di Amerika Serikat, negara dimana game ini dirilis pertama kali, selain Australia dan Selandia Baru. Data yang dilepaskan menurut analytics App Annie menyebutkan jika Pokémon Go ini masih menduduki puncak sampai saat ini. Kemudian hingga Minggu pagi kemarin,

Masih dari data SimilarWeb, dalam hal waktu penggunaan, hanya dalam waktu dua hari, Pokémon GO berhasil melampui banyak aplikasi chatting besar lainnya. Hingga 8 Juli kemarin, aplikasi yang saat ini secara resmi baru dirilis di tiga negara saja, rara-rata sudah digunakan selama 43 menit, 23 detik setiap hari, dan itu sudah meninggalkan waktu rata-rata pengguna Whatsapp, Instagram, Snapchat, dan Messenger memanfaatkan aplikasi mereka.

Di luar negara yang sudah resmi mendapatkan game ini, otomatis gamenya hanya bisa didapatkan secara ilegal, atau, bukan melalui toko digital masing-masing platform, seperti Play Store dan App Store. Salah satu lokasi unduh favorit adalah 

[read_more id="248172"]

Seiring jumlah download Pokémon Go melambung, mulai bermunculan banyak cerita aneh seputar Pokémon GO, yang seakan ingin mendompleng kesuksesan game ini. Seperti, Pokémon GO 

[read_more id="137456"]

Masih belum diketahui apakah Pokémon Go mampu mempertahankan tingkat kesuksesan dan interaksi antar penggunanya, namun dalam waktu seminggu setelah perilisannya sudah jelas bisa disimpulkan jika game ini sukses besar! Namun kesuksesan game gratisan ini masih belum bisa dilihat apakah juga memberikan pemasukan yang besar bagi Nintendo, yang selama beberapa tahun belakangan menghadapi masalah karena mereka tertinggal dibandingkan kompetitornya (khususnya

Nintendo yang juga harus berkompetisi dengan tipikal game kasual yang juga mulai merongrong pasar handheld mereka, 3DS, akhirnya melalukan langkah yang tepat awal 2015 lalu. Setelah bekerjasama dengan DeNA, mereka juga akhirnya mau melepaskan franchise unggulannya, Pokémon, untuk menjadi game smartphone yang dikembangkan oleh Niantic Labs, pengembang game dengan konsep sama seperti Pokémon GO, Ingress. Kerjasama dengan Niantic Labs yang memiliki ikatan dengan Google yang juga sempat memicu dugaan jika konsol game mereka selanjutnya, Nintendo NX, bakal menggunakan sistem operasi Android, juga bisa diibaratkan titik awal bagi Nintendo untuk makin memperhatikan pasar game mobile, yang selama ini mereka abaikan.

[read_more id="248172"]

Kita lihat saja bersama-sama seperti apa perkembangan Pokémon GO ke depannya, apakah pola game gratisan plus opsi membeli uang virtual dalam game (yang bisa digunakan untuk membeli benda-benda dalam game) berhasil, dan Nintendo tinggal memanen jutaan dolar pemasukan harian, sampai bisa mengalahkan predikat Clash of Clan sebagai game mobile terlaris? Pasti bisa, mengingat saat ini pun Pokémon GO sudah mencapai peringkat pertama di App Store Apple dan Android, dan itu hanya membutuhkan waktu satu hari saja untuk iOS, serta empat hari untuk Android. Bahkan menurut AppAnnie, game ini sudah memberikan keuntungan untuk Niantic Labs hingga $1 juta dolar. Jika Niantic Labs, Nintendo, The Pokémon Company, dan meskipun mungkin juga Google (yang juga mengucurkan dana selama proses pengembangannya), mempertahankan pencapaian tersebut, dalam setahu saja Pokémon GO bisa memberikan keuntungan bagi mereka hingga US $1 milyar.