5 Live Action Anime yang Takkan Dituduh Whitewashing jika Dibuat oleh Hollywood

Jika serial anime live action ini diadaptasi ke dalam anime, pasti tak akan dituduh whitewashing lagi!

5 Live Action Anime yang Takkan Dituduh Whitewashing jika Dibuat oleh Hollywood

5 Live Action Anime yang Takkan Dituduh Whitewashing jika Dibuat oleh Hollywood

Jika serial anime live action ini diadaptasi ke dalam anime, pasti tak akan dituduh lagi sebagai whitewashing.

Isu whitewashing masih menjadi momok besar bagi industri film Hollywood. Whitewashing yang berarti memilih artis kulit putih untuk berperan sebagai karakter non-kulit putih bukan sesuatu baru dalam dunia perfilman terbesar di dunia tersebut. Yang terbaru terjadi dalam film Ghost in the Shell garapan sutradara Rupert Sanders.

Adaptasi dari manga dan anime karya Masamune Shirow ini memang banyak mengundang perdebatan, terutama pemilihan karakter utama yang diberikan kepada Scarlett Johansson yang berperan sebagai Motoko Kusanagi.

[duniaku_baca_juga]

Bahkan para penggemar anime menolak jika karakter Motoko Kusanagi diperankan oleh aktris non-Jepang. Petisi Whitewashing pun menjadi pelampiasan para penggemar atas pemilihan Scarlett Johannson.

Andai sineas Hollywood ingin mengadaptasi serial anime jadi film layar lebar tanpa tuduhan whitewashing, lebih baik memilih deretan anime yang tidak berlatar atau memiliki karakter orang Jepang seperi berikut ini.

[page_break no="1" title="Cowboy Bebop"]

5 Live Action Anime yang Takkan Dituduh Whitewashing jika Dibuat oleh Hollywood

Meskipun disebut anime, namun jalan cerita yang ditampilkan oleh Cowboy Bebop bernuansa western. Dirilis pada tahun 1998, sepertinya bukan masalah besar bagi Cowboy Bebop sebagai film live action yang dapat mengundang banyak penonton. Mengingat animenya sendiri cukup populer di negara barat.

Bahkan Keanu Reeves yang terkenal lewat film The Matrix secara terang-terangan bersedia untuk memerankan karakter jagoan Spike Spigel. Kita tunggu saja apakah Hollywood tertarik mengadaptasi anime Cowboy Bebop.

[page_break no="2" title="Attack on Titan"]

5 Live Action Anime yang Takkan Dituduh Whitewashing jika Dibuat oleh Hollywood

[read_more id="305059"]

Live action Attack on Titan versi Jepang sempat di buat dua tahun lalu. Sayangnya, film yang mengisahkan pertempuran antara Titan dan manusia ini banyak menuai kritik karena dari sisi kualitas dan cerita sangat berbeda jauh dengan yang ditampilkan pada animanganya.

Attack on Titan bisa dibilang sangat cocok untuk diangkat oleh Hollywood tanpa tuduhan whitewashing. Alasannya jelas, karena latar dan karakternya tidak berasal dari Jepang. Malah seharusnya versi live action Jepang kemarin bisa disebut sebagai yellowwashing karena sejak awal selain Mikasa semua tokoh AoT adalah bule.

Studio Hollywood bisa memilih pemeran dari Amerika dan Eropa tanpa dituduh macam-macam, atau dianggap tidak sesuai dengan karakter. Warner Bros pun bisa menyajikan latar Jerman seperti yang ditampilkan di manganya, bukannya post-apocalypse mengecewakan yang tersaji di versi film Jepangnya.

[page_break no="3" title="Fullmetal Alchemist"]

5 Live Action Anime yang Takkan Dituduh Whitewashing jika Dibuat oleh Hollywood

[duniaku_adsense]

Tahun ini, live action Fullmetal Alchemist bakal dirilis. Para penggemar pun sudah tak sabar melihat Alphonse sang adik dari karakter utama, menjadi apa di live action nanti. Namun live action Fullmetal Alchemist digarap oleh sutradara Jepang, Fumihiko Sori.

Nah andai kualitas Fullmetal Alchemist versi Jepang diluar ekspetasi, tak ada salahnya sutradara Hollywood turun tangan untuk mengadaptasi serial ini. Terlebih karakter-karakter yang ditampilkan tidak berasal dari Jepang sehingga mengurangi resiko dituduh whitewashing.


 

Apa lagi nih film-film yang bisa diadaptasi Hollywood tanpa perlu menimbulkan drama whitewashing? Cek lanjutannya di halaman kedua!

[page_break no="4" title="Baccano!"]

5 Live Action Anime yang Takkan Dituduh Whitewashing jika Dibuat oleh Hollywood

[duniaku_baca_juga]

Punya premis yang sedikit mirip dengan Fullmetal Alchemist, di mana sekelompok ahli kimia memperoleh keabadian (immortal) melalui ramuan yang ditawarkan oleh iblis. Namun ramuan ini dapat mengakhiri kehidupan manusia. Selain itu, diceritakan juga kehidupan para mafia.

Lewat alur cerita maju mundur, tentu sangat menarik jika sutradara sekelas Tarantino atau banhkan Christopher Nolan menggarap anime Baccano. Terutama karena tema mafia dan karakter-karakter eksentrik di anime ini memang cocok untuk dikerjakan seseorang sekaliber Tarantino.

[page_break no="5" title="Hellsing"]

5 Live Action Anime yang Takkan Dituduh Whitewashing jika Dibuat oleh Hollywood

[duniaku_adsense]

Film tentang pemburu vampir selalu memiliki tempat tersendiri bagi penggemar film-fim Hollywood. Sebut saja Underworld, Blade, atau bahkan Twillight.

[read_more id="304443"]

Tentu cukup menarik ketika ada sutradara Hollywood yang ingin membuat film vampire dengan mengadaptasi serial anime Hellsing menjadi live action. Dan sudah pasti live action ini bebas dari tuduhan whitewashing karena berlatar di Eropa dengan karakter non-Jepang.

Kita lihat saja siapa tokoh utama Hellsing. Integra van Hellsing? Dia wanita Inggris yang terlihat memiliki darah India (kulitnya lebih gelap dari tokoh-tokoh). Alucard? Dari petunjuk-petunjuk yang tersedia, tampaknya dia berasal dari Rumania. Seras Victoria? Dia adalah polisi perempuan yang murni kelahiran Inggris.

Musuh-musuhnya juga berasal dari Jerman, Italia, dan daerah-daerah lain Eropa. Benar-benar tak ada kontroversi bila film Hellsing sepenuhnya diperankan aktor barat.


 

Itulah contoh-contoh anime yang tak akan dituduh whitewashing bila diadaptasi ke layar lebar Hollywood. Kalaupun ada, kontroversinya pasti hanya akan dibuat oleh tokoh-tokoh yang suka berisik saja, tidak sampai menimbulkan kobaran debat seperti Ghost in the Shell maupun Dragon Ball.

Tak hanya itu, Hellsing dan Cowboy Bebop juga memiliki nuansa yang cukup barat, sehingga tidak akan membuat sutradara bingung seperti Dragon Ball. Kedua judul itu juga lumayan hits di Amerika, sehingga studio tak perlu khawatir filmnya akan gagal. Kecuali mereka membuat filmnya selevel film Uwe Boll tentu saja.

Bagaimana menurut pendapatmu? Adakah anime lain yang bisa diadaptasi Hollywood tanpa menimbulkan tuduhan whitewashing? Sampaikan pendapatmu di kolom komentar!

Diedit oleh Fachrul Razi

Artikel terkait

ARTIKEL TERBARU