Review Film Rafathar: 15 Miliar Rupiah yang Sia-sia

Rafathar Malik Ahmad, putranya Raffi Ahmad jadi bintang film! Seperti apa film yang budget produksinya hampir mencapai 15 Miliar Rupiah ini? Simak ulasan khusus dari Duniaku.net!

Review Film Rafathar: 15 Miliar Rupiah yang Sia-sia

Review Film Rafathar: 15 Miliar Rupiah yang Sia-sia

Sebagai tanda kasih sayangnya terhadap Rafathar Malik Ahmad, Raffi Ahmad bekerjasama dengan Umbara Brothers untuk membuat film yang bercerita tentang putranya. Seperti apa film yang budget produksinya hampir mencapai 15 Miliar Rupiah ini? Kontributor Duniaku.net akan mengulas film satu ini!

 

Siapa yang tak kenal Raffi Ahmad? Selebritis yang mengawali karirnya dari pemain sinetron dan penyanyi di grup BBB kini sukses besar setelah menjadi presenter di berbagai acara hiburan. Setelah menikah dengan Nagita Slavina, Raffi tak hanya menjadi artis, namun ia juga melebarkan sayapnya menjadi pengusaha. Bisa dibilang, Raffi Ahmad sudah berada di puncak dari tangga kesuksesan.

Pernikahan Raffi dan Gigi, panggilan akrab Nagita dikaruniai seorang anak laki-laki: Rafathar Malik Ahmad. Sejak Rafathar lahir, keluarga Raffi Ahmad makin bahagia. Saking bahagia, Raffi Ahmad mencoba untuk berbagi kebahagiaannya atas lahirnya sang anak dengan memproduksi popok bayi. Dan juga, ia merencanakan untuk membuat film sebagai hadiah ulang tahun untuk putra pertamanya itu.

[duniaku_baca_juga]

[duniaku_adsense]

Review Film Rafathar: 15 Miliar Rupiah yang Sia-sia Sumber: Rafathar The Movie Official Website[/caption]

10 Agustus 2017 kemarin adalah premier dari film Rafathar yang digarap oleh Bounty Umbara, saudara dari Anggy Umbara. Film ini menghadirkan beberapa nama seperti Babe Cabita yang merupakan stand-up Comedian, Ence Bagus, Arie Untung, bahkan nama besar seperti Agus Kuncoro, Henky dan Verdi Solaiman turut berpartisipasi dalam pembuatan film ini.

Namun ekspektasi orang-orang nampaknya seakan diuji ketika harus melihat trailer dari film yang (katanya) menghabiskan budget 15 Miliar Rupiah ini dan mendapatkan banyak sponsor. Tak tanggung, Sinar Mas Group menjadi sponsor utama dari film ini.

Banyak yang kecewa ketika melihat trailer film Rafathar. Ternyata trailer-nya tidak sebagus yang diharapkan. Ada banyak hal yang cukup mengecewakan. Namun, walau begitu, #TemanRafathar masih berharap film ini akan memberikan lebih di bioskop nanti.

Untuk membuktikan optimisme #TemanRafathar dan keburukan yang dipaparkan reviewer dan kritikus film, Kontributor Duniaku.net memutuskan untuk menonton film ini pada tanggal 15 Agustus 2017 kemarin.

Lho, reviewnya mana? Klik halaman selanjutnya untuk review film Rafathar!

Perhatian: Review ini mengandung spoiler cerita. Bila tidak kuat, sebaiknya anda berhenti membaca di sini dan skip ke halaman 3 untuk pembahasan lebih mendalam dari kontributor mengenai film ini.

[duniaku_baca_juga]

[duniaku_adsense]

Saat kontributor memasuki studio pemutaran film, studio nyaris penuh dan penonton didominasi oleh keluarga yang membawa anak-anaknya, padahal rating filmnya Remaja. Kontributor masih berharap bahwa film Rafathar ini adalah benar-benar film keluarga.

Film dimulai dengan beberapa menit iklan dari sponsor utama film, Sinar Mas Group. Iklan ini berupa kartun tiga dimensi dengan tokoh-tokoh binatang lucu yang bermain-main. Meski jelas ini adalah iklan, iklan ini ramah untuk semua umur.

Review Film Rafathar: 15 Miliar Rupiah yang Sia-sia Sumber: bookmymovies[/caption]

Setelah iklan, muncul prolog berupa adegan perampokan mobil patroli oleh Jonny Gold (Raffi Ahmad) dan Popo Palupi (Babe Cabita). Dilanjut adegan Profesor Bagyo (Henky Solaiman) yang berusaha membawa kabur seorang bayi dari laboratorium canggih dan menitipkannya pada sepasang suami istri, Mila (Nur Fazura) seorang artis sinetron dan Bondan (Arie Untung) yang bekerja di… biro konsultasi kepuasan rumah tangga.

Review Film Rafathar: 15 Miliar Rupiah yang Sia-sia Sumber: Liputan 6[/caption]

Setelah berhasil merampok, Jonny dan Popo pergi menemui bos Viktor Tradisi (Agus Kuncoro) untuk menukar hasil rampokan mereka dengan uang. Namun tiba-tiba Viktor memberi mereka tugas dadakan untuk menculik bayi Mila dan Bondan yang bernama Rafathar, setelah melihat konferensi pers Mila di TV.

Singkat cerita, mereka berhasil menculik Rafathar setelah babak belur dihajar sang bayi yang ternyata punya kekuatan mengendalikan medan magnet, sampai bisa menyuruh pisau, sendok, dan garpu untuk menyerang duo maling itu.

Review Film Rafathar: 15 Miliar Rupiah yang Sia-sia Sumber: Trailer Movie Rafathar[/caption]

Setelah itu? Mila dan Bondan melapor Polisi. Dan kebetulan, yang mendapat kasus ini adalah Bagus Nyadi (Ence Bagus) dan Detektif Julie (Nagita Slavina) yang sepanjang investigasi malah berkelakar alih-alih investigasi.

Berhasil menculik Rafathar tidak berarti ceritanya selesai. Ternyata Rafathar berhasil kabur dan naik mobil untuk mengejar serombongan keluarga yang hendak bermain ke Pekan Raya Jakarta. Lalu bermain dengan Ondel-ondel raksasa yang setiap melangkah mengucapkan salam sambil tertawa kepada warga Jakarta yang kocar-kacir.

Review Film Rafathar: 15 Miliar Rupiah yang Sia-sia Sumber: Trailer Movie Rafathar[/caption]

Selesai kekacauan Ondel-ondel raksasa, Jonny dan Popo bertemu lagi dengan Rafathar, hanya untuk dipisahkan oleh perwakilan Badan Intelijen yang diperankan oleh Verdi Solaiman. Jonny dan Popo mendapat bayaran mereka setelah itu, namun Jonny yang merasa sedih kehilangan Rafathar memutuskan untuk merebut kembali Rafathar dari Badan Intelijen Indonesia.

Karena keterbatasan kata dan usaha untuk membuat review yang bebas spoiler, kontributor cukupkan garis besar cerita Rafathar sampai di sini.

Pandangan dan pendapat penulis setelah menonton film ini dilanjut di halaman tiga. Jadi, klik halaman selanjutnya!

Review Film Rafathar: 15 Miliar Rupiah yang Sia-sia Bukan, ini bukan maskot provider internet, apalagi tokoh dari game. Ini Rafathar. Sumber: Dokumen Pribadi[/caption]

Setelah menonton Rafathar the Movie, kontributor merasa agak kecewa. Sangat disayangkan film yang biaya pembuatannya mencapai 15 Miliar Rupiah itu hasilnya tidak berbanding dengan jumlah dana dan sponsor yang sangat mendukung. Dengan budget 15 Miliar Rupiah, seharusnya film Rafathar bisa menjadi film yang minimal melebihi film-film Indonesia lainnya, kalau bukan sekelas film Hollywood.

Berikut beberapa poin yang kontributor garisbawahi dalam film ini:

[duniaku_baca_juga]

[duniaku_adsense]

Product Placement dan Iklan yang difilmkan

Sangat disayangkan. Secara konsep dan plot, Rafathar bisa saja menyaingi film science fiction punya barat sana. Jujur, kontributor bisa merasakan optimisme #TemanRafathar mengenai film ini. KALAU SAJA paruh awal film ini tidak diganggu dengan penempatan iklan yang berlebihan.

Review Film Rafathar: 15 Miliar Rupiah yang Sia-sia Sumber: Instagram @mamensnack[/caption]

Paruh awal film Rafathar penuh dengan iklan ini dan iklan itu hingga merusak fokus film itu sendiri. Bicara soal fokus, sinematografi Rafathar pun cenderung untuk fokus pada produk iklan (termasuk iklan makaroni dan popok punya Raffi Ahmad) dan tak jauh beda dengan sinematografi sinetron.

Review Film Rafathar: 15 Miliar Rupiah yang Sia-sia Sumber: Instagram[/caption]

Ketika ekspektasi kontributor sudah turun, justru plot utama Rafathar BARU DIMULAI di paruh akhir film. Ini yang membuat kontributor merasa kecewa. Karena paruh akhir film Rafathar ternyata benar-benar fokus pada cerita. Sehingga kontributor bingung apa genre sebenarnya dari film ini. Apakah film ini bergenre sinetron? Aksi? Komedi? Atau Iklan?

Film keluarga dengan guyonan orang dewasa

Raffi Ahmad sempat bilang bahwa Rafathar adalah film keluarga, yang berarti aman untuk semua umur. Namun sepanjang durasi film, tak sedikit guyonan yang muncul adalah guyonan tanggung yang targetnya malah nampak ditujukan untuk orang dewasa. Penghalusan motherf*cker menjadi motherfather tidak membuat film ini menjadi lebih ramah usia.

Guyonan yang mengarah ke urusan rumah tangga seharusnya bisa ditiadakan dan diganti dengan guyonan yang lebih ramah anak-anak. Guyonan tanggung itulah yang membuat rating film Rafathar naik menjadi film untuk Remaja. Seharusnya Umbara Bros mengerti akan ini dan bisa mengarahkan pembuat skripnya untuk merancang skrip yang bebas dari tema-tema ala remaja tanggung.

CGI yang kalah dengan film Afrika

Poin terakhir ini adalah poin yang paling penting menurut kontributor. Kontributor menghargai usaha Raffi Ahmad untuk melibatkan CGI dan Special Effects dalam film ini. Dan dengan budget 15 Miliar Rupiah, seharusnya Raffi Ahmad bisa membuat CGI yang minimal sekelas game-game PS2, bahkan seharusnya bisa lebih baik.

Review Film Rafathar: 15 Miliar Rupiah yang Sia-sia Sumber: Rafathar The Movie Official Website[/caption]

Namun ketika kontributor melihat dengan mata kepala sendiri, CGI dan special effects ini benar-benar mengecewakan. Special effects di film Rafathar sangat kasar seperti editing level sinetron. CGI robot dan Rafathar di paruh akhir pun amat kasar dan kaku, sangat mirip dengan CGI dan editing di Garuda Superhero. Kemana budget 15 Miliar Rupiah itu pergi?

Masalah CGI ini bukan masalah yang sepele, apalagi untuk film yang budgetnya besar. 15 Miliar Rupiah, lho! Dengan modal yang sebanyak itu, seharusnya Raffi bisa mencari orang-orang Special FX yang lebih baik. Bahkan, filmmaker yang tak punya modal banyak seperti Ramon Film Productions dan Ninja Films dari Afrika bisa membuat CGI Effects yang lebih baik dengan editing yang lebih sedikit lebih halus! Tak percaya? Cek video di bawah ini.


Akhir kata, film Rafathar adalah sebuah potensi besar yang terbuang sia-sia. Kontributor tidak bisa bilang jelek sepenuhnya karena potensi konsep dan plot Rafathar termasuk bagus. Namun sayangnya hal ini dikacaukan dengan sinematografi sekelas sinetron, product placement yang berlebihan, dan CGI yang amat kasar dan amat kaku.

15 Miliar Rupiah bisa dipakai untuk membeli Mobil Koenigsegg secara tunai, tapi 15 Miliar itu seharusnya bisa dipakai untuk membuat CGI yang bisa mengalahkan film Cars 3.

Diedit oleh Snow

Artikel terkait

ARTIKEL TERBARU