Pernah Nonton The Host? Ini 5 Film Terbaik Bong Joon-ho

The Host melambungkan nama Bong Joon-ho, salah satu sutradara terbaik Korea Selatan ke dunia internasional. Berikut 5 film terbaik yang wajib kamu tonton. #film

Pernah Nonton The Host? Ini 5 Film Terbaik Bong Joon-ho

Pernah Nonton The Host? Ini 5 Film Terbaik Bong Joon-ho

Bong Joon-ho kian populer di panggung internasional berkat The Host. Tetapi The Host bukan film terbaik salah satu sutradara terbaik Korea Selatan ini. Simak lima film terbaiknya berikut!

[duniaku_baca_juga]

Kalau pernah nonton film mutan The Host (2006) atau film distopia Snowpiercer (2013) barangkali kenal dengan Bong Joon-ho. Reputation speaks for itself. Sutradara yang berulang tahun tepat di hari ini (14 September 2017) melejit namanya di panggung internasional, tentu saja berkat The Host.

Tetapi sutradara yang khas dengan kecenderungannya memasukkan adegan-adegan lucu saat penonton sedang fokus pada hal-hal serius ini punya koleksi film lain yang barangkali lebih baik dari The Host pun Snowpiercer.Itu memang subjektif. Tetapi, film-film berikut tentu saja sangat layak untuk ditonton, bukan hanya sebagai film rilisan Korea Selatan, tapi sebagai film yang wajib kalian tonton selagi masih hidup. Simak daftar berikut!

[page_break no="5" title="The Host (2006)"]

Pernah Nonton The Host? Ini 5 Film Terbaik Bong Joon-ho CineFile Reviews[/caption]

Seekor monster muncul dari Sungai Han di Kota Seoul dan secara tiba-tiba menyerang orang-orang yang sedang piknik di tepian sungai. Monster ikan ini awalnya berasal dari limbah kimia yang secara ceroboh dibuang ke sungai. Dalam serangan di tepi sungai itu, seorang anak ditelan oleh monster tadi dan keluarganya berjuang menyelamatkannya tanpa bantuan birokrasi Korea Selatan yang bertele-tele.

Sorry to say, dari enam film besutan Bong Joon-ho, The Host ada di peringkat kelima. Penulis tentu saja sadar bahwa film ini punya ide dan treatment yang menarik tentang makluk mutan.

Joon-ho menghabiskan banyak energinya untuk membuat monster ikan yang tampak realistis tanpa cacat grafis dan itu benar-benar terbayarkan. Monster ikan dan latar belakang ceritanya adalah poin penting keunggulan film ini, selain adegan dramatis a la a la film Korea Selatan. Tapi yang menggangu sekali adalah kebiasaan Bong Joon-ho untuk melucu di tempat-tempat yang tidak seharusnya, bahkan tidak perlu sama sekali. Unnecessary jokes in necessary moment.

[page_break no="4" title="Okja (2017)"]

Pernah Nonton The Host? Ini 5 Film Terbaik Bong Joon-ho Netflix[/caption]

Seorang gadis desa di suatu pengunungan di Korea Selatan, mengorbankan segalanya untuk mencegah perusahaan internasional menculik Okja, teman kesayangannya sekaligus binatang ternak mirip babi sebesar kudanil, untuk dijadikan bahan pangan masa depan.

Dirilis lewat media streaming Netflix, Bong Joon-ho berusaha menceritakan perjalanan mengharukan dari persahabatan antara manusia dan binatang. Banyak pengulas dan penonton luar negeri menganggap film ini mempromosikan vegetarian. Sebagian dari mereka bahkan mengaku film ini membuatnya berhenti makan daging. Ada ada saja.

Okja is basically animal in predicament. Dibuat dengan pembawaan dramatis dengan komedi yang seringkali gelap oleh Joon-ho, Okja berhasil bikin tertawa, tertawa dengan perasaan enggak enak.

[page_break no="3" title="Snowpiercer (2013)"]

Pernah Nonton The Host? Ini 5 Film Terbaik Bong Joon-ho The Verge[/caption]

Setelah The Host, Bong Joon-ho kembali membuat fiksi sains, kali ini dengan tema distopia. Dunia diterpa efek pemanasan global. Semua menjadi beku sehingga membunuh segala makhluk hidup. Beberapa di antara mereka yang beruntung, berhasil naik Snowpiercer, kereta api yang berjalan mengelilingi dunia agar tetap bergerak dan menghindari dingin. Di dalam kereta itu, konflik akibat perbedaan kelas kemudian meruncing. Semakin miskin, semakin ke belakang gerbongnya.

Apa yang membuat Snowpiercer berada di atas The Host—padahal sama-sama fiksi sains—dalam daftar ini simply karena Snowpiercer lebih solid dan fokus pada orientasinya. Joon-ho—yang pandangan politiknya kiri ini—memanfaatkan konflik atas perbedaan kelas menjadi sesuatu yang menarik, terutama ketika Curtis (diperankan sangat baik oleh Chris Evans) tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi di gerbong-gerbong terdepan. Tidak ada lelucon-lelucon tidak perlu yang mendistraksi perhatian, dan tentu saja sebuah ending yang memuaskan.


Dua film berikutnya adalah masterpiece sang sutradara. Baca selengkapnya di halaman berikut

[page_break no="2" title="Mother (Madeo) (2009)"]

Pernah Nonton The Host? Ini 5 Film Terbaik Bong Joon-ho Bonjour Tristesse[/caption]

[duniaku_baca_juga]

Mother adalah karya Bong Joon-ho paling disturbing dengan eksekusi babak akhir yang mengejutkan. Pada adegan pembuka, kita melihat seorang ibu, mungkin berumur 40-50-an, menari creepy di tengah padang rumput. Entah apa yang ia pikirkan dan lakukan, kita tidak tahu. Ia miskin dan bekerja menjual tanaman obat. Ia mengurus seorang anak berkebutuhan khusus sendirian. Tapi suatu ketika, anaknya ditangkap polisi dan dituduh membunuh. Sang ibu tidak tinggal diam, dan mengorbankan segalanya untuk membuktikan anaknya tidak bersalah.

Mother adalah sajian sinematis yang menggambarkan secara pedih dan intens kehidupan dan pandangan seorang ibu paruh baya yang sangat mencintai anaknya. Cinta ibu memang tiada batas. Kita akan dengan sangat mudah tersedot dalam emosi, barangkali marah dan sedih, sembari menerka-nerka langkah selanjutnya, sebelum kita mengetahui kebenaran di baliknya. Coba pikirkan kata apa yang mirip secara fonetik dengan kata “Mother”.

[duniaku_adsense]

[page_break no="1" title="Memories of Murder (2003)"]

Pernah Nonton The Host? Ini 5 Film Terbaik Bong Joon-ho Adam Mohrbacher[/caption]

Pada tahun 1986 di suatu provinsi kecil di Korea Selatan, tiga orang detektif sedang berjuang memecahkan kasus beberapa wanita muda yang ditemukan diperkosa dan dibunuh oleh seseorang misterius.

Memories of Muder boleh dibilang mahakarya sutradara Bong Joon-ho. Film ini diangkat dari kisah nyata pembunuh berantai pertama yang terekam dalam sejarah Korea Selatan. Dalam film ini, Bong Joon-ho tidak ingin terjebak dalam film-film detektif yang fokus pada pembunuh atau kasusnya, tapi ia justru membahas kisah polisi yang bertanggungjawab atas kasus ini dan dampak emosional yang mereka dapatkan sehingga mempengaruhi hidup mereka.

Tidak seperti The Host yang lucunya kelewatan atau Snowpiercer yang serius, film ini adalah eksekusi ultimate dan ciri khas Joon-ho. Humor gelapnya sangat terasa berguna karena juga berperan membangun langkah demi langkah cerita dan suasana film ini. Memories of Murder sangat detail di setiap adegannya. Posisi tokoh dalam bingkai gambar, entah mereka sedang ngobrol atau sekadar merenung, memiliki makna tertentu di baliknya. Well-made and beautifully performed.

Diedit oleh Fachrul Razi

Artikel terkait

ARTIKEL TERBARU