Benarkah Merilis Game untuk Konsol Sulit Dilakukan Developer Indonesia?

Tantangan terbesar developer Indonesia untuk membuat game konsol bukan masalah dana atau skill. Dan, tantangan inilah yang membuat kita sampai saat ini jarang melihat ada game buatan Indonesia di konsol.

Benarkah Merilis Game untuk Konsol Sulit Dilakukan Developer Indonesia?

Benarkah Merilis Game untuk Konsol Sulit Dilakukan Developer Indonesia?

Ternyata, tantangan terbesar developer Indonesia untuk mengembangkan game di konsol bukan masalah skill atau dana. Benarkah sangat sulit bagi developer Indonesia untuk membuat dan merilis game di konsol?

Beberapa tahun terakhir mungkin kamu sering mendengar mengenai kiprah developer game Indonesia. Ada yang game-nya laris manis di pasar game mobile seperti Mini Racing AdventuresTahu Bulat atau Tebak Gambar. Ada juga yang berjaya di PC seperti DreadOut, Infectonator: Survivors atau Celestian Tales: Old North.

[duniaku_baca_juga]

Namun bagaimana dengan konsol? Sampai saat ini developer game Indonesia yang berkiprah di konsol bisa dihitung dengan jari. Yang terbaru, Fallen Legion buatan Mintsphere asal Jakarta saja yang berhasil rilis di PS4 dan PS Vita. Sisanya? Developer game Indonesia masih berkutat untuk mengembangkan game di PC dan Mobile.

Pertanyaanya, seberapa sulitkah developer Indonesia untuk mengembangkan game di konsol? Apa tantangan terbesar yang dihadapi? Jawabannya bukan karena skill developer yang belum mumpuni ataupun dana. Melainkan karena sulitnya (atau hampir mustahil) mendapatkan akses langsung ke development kit konsol yang diinginkan.

Development kit sendiri adalah semacam unit hardware khusus mirip konsol komersil yang sering kita lihat, namun memiliki banyak fleksibilitas yang bisa mendukung developer saat mengembangkan game.

Benarkah Merilis Game untuk Konsol Sulit Dilakukan Developer Indonesia? Fallen Legion, game PS4 pertama dari Indonesia[/caption]

Untuk mengembangkan game di konsol, developer wajib mendapatkan development kit dan terdaftar lebih dulu sebagai developer partner. Yang jadi masalah adalah, Indonesia belum termasuk dalam negara yang didukung oleh sebagian besar produsen konsol, sebut saja seperti Sony dan Nintendo.

Hanya Microsoft yang saat ini sudah memberikan kemudahan untuk menggunakan semua konsol komersil untuk jadi development kit. Jadi hanya dengan membeli konsol komersilnya, kamu bisa mengubahnya menjadi development kit tanpa ada tambahan biaya. Sisanya, developer harus mendapatkan akses ke development kit spesifik untuk mulai mengembangkan game.

Benarkah Merilis Game untuk Konsol Sulit Dilakukan Developer Indonesia?

[read_more id="298964"]

Karena Indonesia belum menjadi negara yang termasuk dalam whitelist perusahaan konsol, tentu developer Indonesia harus kerja ekstra keras untuk mendapatkan development kit ini. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah bekerja sama dengan developer atau publisher dari negara lain yang sudah didukung oleh produsen konsol untuk mendapatkan development kit. Fallen Legion adalah salah satu contohnya, dimana Mintsphere bekerja sama dengan YummyYummyTummy yang berasal dari Amerika Serikat.

Solusi yang lain adalah dengan membuka perusahaan cabang di negara lain (yang sudah mendapatkan dukungan), lantas mendaftarkan perusahaan tersebut untuk mendapatkan development kit. Jika cara ini yang dilakukan, maka kita sendirilah yang harus "menjemput" development kit tersebut dan membawanya ke Indonesia.

Namun tentu ada konsekuensinya. Dengan membawa development kit ke Indonesia tentu kita harus mengikuti regulasi yang berlaku. Salah satunya adalah mendapatkan inspeksi dari Bea Cukai dan harus membayar pajak bea masuk tertentu. Ada kemungkinan juga, development kit akan tertahan untuk sementara waktu sebelum bisa masuk ke Indonesia, jika masih ada regulasi tertentu yang belum dipenuhi.

Hal inilah yang terjadi kepada Toge Productions yang saat ini tengah berusaha untuk mengembangkan Ultra Space Battle Brawl ke Nintendo Switch. Karena development kit-nya dikirimkan ke Singapura, maka harus "dijemput" sendiri untuk dibawa ke Indonesia. Namun sayang, saat artikel ini ditulis, development kit tersebut masih tertahan di Bea Cukai.

Solusi lain adalah dengan menunggu dukungan dari pemerintah untuk mendatangkan development kit, dan diletakkan di satu tempat tertentu agar bisa diakses oleh banyak developer. Cara seperti ini sudah dilakukan oleh negara tetangga, Malaysia melalui Malaysia Digital Economy Corporation (MDEC).

Benarkah Merilis Game untuk Konsol Sulit Dilakukan Developer Indonesia? Triawan Munaf (kanan) saat di BEKRAF Game Prime 2017[/caption]

Saat menghadiri BEKRAF Game Prime 2017 lalu, Kepala dari Badan Ekonomi Kreatif Indonesia, Triawan Munaf sempat mengungkapkan rencananya untuk membantu developer Indonesia mendapatkan akses development kit ini. "Kalau bisa tahun ini atau minimal sebelum pameran tahun depan akan ada perkembangan lebih lanjut (development kit)," ujarnya pada saat itu.

[read_more id="323031"]

Kita tunggu saja perkembangan lebih lanjut dari permasalahan ini. Semoga pemerintah bisa segera berkoordinasi dan memberikan dukungan sesuai yang dijanjikan. Sehingga ke depannya kita bisa memainkan lebih banyak game buatan Indonesia di konsol.

UPDATE (30/11/2017, 16:45)

Dalam pernyataan resmi di halaman resminya, Toge Productions mengungkapkan bahwa development kit Nintendo Switch yang mereka ambil dari luar negeri masih tertahan di Bea Cukai. Namun, Toge Productions menuliskan bahwa mereka sudah bekerja sama dengan BEKRAF untuk membantu menyelesaikan masalah ini.

"Dukungan dari BEKRAF jelas begitu terasa, dan semoga saja hal seperti ini tidak perlu terjadi lagi ke depannya," tulis Toge Productions di halaman resminya.

Artikel terkait

ARTIKEL TERBARU