Kami Berkesempatan Mencicipi Google Stadia, Ini Pendapat Kami!

Penulis dari Duniaku.net udah nyoba duluan dong gan! Performanya nyaris seperti konsol meskipun sekadar streaming!

Kami Berkesempatan Mencicipi Google Stadia, Ini Pendapat Kami!

Raksasa internet Google baru saja mengguncangkan dunia. Untuk pertama kalinya, Google membuka tabir dari Stadia, platform gim yang diklaim bisa bersaing dengan PS4 Pro ataupun Xbox One X.

Bedanya, Stadia bukan berbentuk konsol layaknya dua nama tersebut. Google Stadia merupakan sebuah platform streaming game yang menggunakan kekuatan lebih dari 7,500 datacenter Google di seluruh dunia. Sehingga kamu bisa memainkan gim AAA yang super berat sekalipun hanya dengan menggunakan laptop kerja sehari-hari atau smartphone.

Kami Berkesempatan Mencicipi Google Stadia, Ini Pendapat Kami!

Memang sebelumnya ada beberapa perusahaan yang menawarkan layanan streaming gim seperti OnLive, atau yang lokal seperti Emago dan Skyegrid. Bedanya, Google mengklaim bahwa gim yang nantinya bisa dimainkan lewat Stadia harus melalui proses porting lebih dahulu, sehingga memang khusus dikembangkan untuk memanfaatkan kekuatan dari platform tersebut.

Untuk memainkan gim-gim Stadia sendiri, Google mengklaim hanya semudah mengeklik satu tombol. Jadi saat kamu menonton video gameplay di YouTube, kamu tinggal memencet tombol Play yang ada di akhir video, dan dalam 5 detik kamu bisa langsung memainkan gim tersebut.

Tanpa download!

Kami Berkesempatan Mencicipi Google Stadia, Ini Pendapat Kami!

Google memperkenalkan Stadia pertengahan Maret kemarin dalam gelaran Game Developer Conference 2019 (GDC 2019) yang digelar di Moscone Center, San Francisco. Bukan cuma itu, mereka juga memperkenalkan sebuah kontroler khusus yang terintegrasi dengan fitur-fitur Stadia.

Duniaku.net sendiri berkesempatan hadir di GDC 2019 dan mencicipi bagaimana performa dari Stadia. Berikut pendapat dari kami.

Bisa berjalan di Chromebook dan menggunakan kontroler apa saja

Kami Berkesempatan Mencicipi Google Stadia, Ini Pendapat Kami!

Satu hal yang membuat Stadia bisa menjadi platform "sejuta umat" adalah platform ini nyaris bisa berjalan di gadget apapun. Selama GDC 2019, bahkan Google menggunakan beberapa Chromebook yang sejatinya tidak dirancang untuk bermain gim.

Contohnya saja Chromebook merk Lenovo yang "hanya" memiliki RAM sebesar 4GB dan ruang penyimpanan SSD sebesar 32GB saja. Bisa bayangkan jika kamu memainkan gim PC sekelas Assassin's Creed Odyssey di laptop dengan spesifikasi seperti itu?

Dengan Stadia, semuanya menjadi mungkin!

Karena memang pada prinsipnya, Stadia menjalankan gim lewat browser. Jadi, laptop atau smartphone apapun yang memiliki browser bisa memainkannya. Tingga melihat bagaimana koneksi internetnya saja.

Kami Berkesempatan Mencicipi Google Stadia, Ini Pendapat Kami! Kontroler Stadia memiliki beberapa tombol khusus selain tombol aksi, analog dan Dpad standar[/caption]

Untuk kontroler sendiri, kamu tidak harus memiliki kontroler khusus Stadia untuk memainkannya. Dengan menggunakan kontroler gim PC-mu yang sekarang pun kamu bisa memainkannya. Bahkan selama GDC 2019, Google menyediakan kontroler Logitech untuk memainkan Stadia.

Sayang, penulis (dan juga para pengunjung GDC 2019) masih belum sempat "menyentuh" kontroler asli Stadia. Kontroler Stadia masih terpajang cantik dan rapi di kotak kaca, jadi cuma bisa dipandangi saja...

Bagaimana latensinya?

Kami Berkesempatan Mencicipi Google Stadia, Ini Pendapat Kami!

Satu hal yang menjadi pekerjaan rumah bagi penyedia layanan streaming, terutama streaming game adalah masalah latensi. Banyak hal yang menyebabkan tinggi atau rendahnya latensi, mulai dari jaringan hingga kualitas gadget yang digunakan.

Saat mencicipi Stadia, penulis merasa latensi stadia sangat rendah, bahkan nyaris tidak ada. Assassin's Creed Odyssey yang didemokan melalui Stadia nyaris tidak memiliki perbedaan performa dibandingkan saat dimainkan di konsol.

Gameplay-nya terasa sangat smooth, tidak ada lag sama sekali. Aksi setelah kita memencet kontroler pun cukup responsif, nyaris tanpa delay yang cukup berarti.

Kami Berkesempatan Mencicipi Google Stadia, Ini Pendapat Kami!

Yah, kita tidak tahu ada apa di balik demo Stadia di GDC 2019. Mungkin Google menyediakan internet khusus superkencang hanya untuk demo tersebut saja. Atau mungkin, satu laptop yang didemokan menggunakan satu koneksi internet terpisah. Tentu saja hasilnya nanti akan sangat berbeda di masing-masing negara dengan masing-masing kondisi internetnya.

Melihat bagaimana Google memanfaatkan 7,500 datacenter untuk membangun Stadia (dan beberapa diantaranya ada di Indonesia) untuk mempersenjatai Stadia, kita bisa berharap layanan ini -paling tidak bisa lebih stabil dibandingkan layanan streaming gim lainnya.

Kapan Stadia akan dirilis?

Belum ada tanggal resmi dari Google mengenai jadwal rilis Stadia. Namun saat penulis berbincang dengan salah satu staff Google di demo Stadia, mereka mengungkapkan bahwa Stadia akan segera dirilis tahun ini juga namun terbatas untuk beberapa negara seperti Amerika Serikat, Kanada dan sebagian Eropa saja.

Belum ada kepastian juga apakah saat perilisannya nanti Stadia akan langsung beroperasi secara penuh, atau hanya sekedar testing seperti yang digelar Google akhir tahun 2018 lalu dengan Project Stream. Google juga masih menutup mulut mengenai berapa harga kontrolernya nanti, atau juga bagaimana model bisnis mereka nanti untuk Stadia.

Sembari menunggu perilisannya, kamu sudah bisa mendaftar di website resminya untuk mendapatkan update terbaru dari Stadia.

Bagaimana, tertarik dengan Stadia?

Artikel terkait

ARTIKEL TERBARU