Review Shin Kamen Rider: Reimajinasi Kamen Rider ala Hideaki Anno!

Hideaki Anno tuangkan gaya tokusatsu klasiknya

Review Shin Kamen Rider: Reimajinasi Kamen Rider ala Hideaki Anno!

Hideaki Anno, sutradara yang terkenal lewat serial Evangelion, akhirnya merilis film Shin Kamen Rider yang ditunggu lama oleh para fans.

Pasalnya, fans penasaran dengan bentuk akhir dari film garapan sutradara yang dikenal sebagai otaku akut ini.

Sejak kuliah, Anno dikenal sebagai mahasiswa yang senang menciptakan film tokusatsu independen. Salah satu yang populer adalah Return of Ultraman.

Shin Kamen Rider sendiri menjadi bagian dari Shin Japan Heroes Universe, proyek crossover Kamen Rider, Ultraman, Evangelion, dan Godzilla rancangan Anno.

Berangkat sebagai fanboy, kini Anno berhasil menciptakan film Kamen Rider-nya sendiri. Seperti apa hasil akhirnya?

1. Takeshi Hongo membongkar organisasi SHOCKER

Review Shin Kamen Rider: Reimajinasi Kamen Rider ala Hideaki Anno!IMDb

Seorang pembalap motor bernama Takeshi Hongo ditangkap oleh organisasi SHOCKER dan diubah menjadi makhluk gabungan belalang dan diberi nama Batta-Aug 01.

Sebelum otaknya dicuci, Takeshi diselamatkan oleh Ruriko Midorikawa dan ayahnya, Hiroshi, yang merupakan ilmuwan SHOCKER yang membelot.

Hiroshi mempercayakan Takeshi dengan kekuatan Batta-Aug 01 untuk membongkar organisasi SHOCKER sampai ke akarnya.

SHOCKER didirikan untuk menciptakan kebahagiaan umat manusia. Namun setelah pendirinya bunuh diri, AI yang mengelola SHOCKER salah memahami tujuan organisasi itu.

Menghadapi SHOCKER yang berambisi memperbudak umat manusia, Takeshi berubah menjadi Kamen Rider untuk mengalahkan makhluk Aug yang lain.

2. Gaya penyutradaraan Anno si otaku akut

Review Shin Kamen Rider: Reimajinasi Kamen Rider ala Hideaki Anno!IMDB

Dalam mengarahkan film ini, sutradara Hideaki Anno banyak mengambil inspirasi dari berbagai seri tokusatsu klasik, serta proyek film dan animasinya semasa kuliah.

Berbagai angle dan setup adegan disusun dengan inspirasi ala Kamen Rider original, baik itu versi TV maupun manga karya Shotaro Ishinomori.

Namun, Anno juga masih memasukkan elemen khasnya yang membuat film ini terasa lebih eksperimental.

Contohnya adalah penggunaan kamera kecil seukuran GoPro untuk pengambilan gambar dengan angle unik.

Di samping itu, Anno juga memanfaatkan beberapa teknik 3DCG untuk menciptakan adegan pertarungan epik yang sulit dieksekusi di serial TV.

Baca Juga: Review Transformers: Rise of the Beasts, Autobot vs Unicron 

3. Tema cerita tidak seberat film SJHU lain

Review Shin Kamen Rider: Reimajinasi Kamen Rider ala Hideaki Anno!IMDb

Dalam Shin Ultraman dan Shin Godzilla, kita mengeksplor bagaimana tak berdayanya manusia dengan sistem mereka saat ini dalam menghadapi ancaman tidak diketahui.

Sementara itu, Evangelion 3.0+1.0 menjadi kulminasi dari eksplorasi psikologi Shinji Ikari yang berada di ambang kemanusiaannya.

Namun berbeda dengan semua film itu, Shin Kamen Rider memiliki tema yang tidak begitu berat, namun tetap dalam.

Film ini mengeskplor sisi heroisme seorang Takeshi Hongo yang ingin menggunakan kekuatan barunya untuk membela kebenaran.

Selain itu, kritik sosial dan juga fenomena yang mengemuka di dunia belakangan ini turut menjadi sorotan. 

4. Kesimpulan

Review Shin Kamen Rider: Reimajinasi Kamen Rider ala Hideaki Anno!IMDb

Menonton Shin Kamen Rider terasa seperti menonton serial TV Kamen Rider original yang di-remaster ke dalam era modern.

Remaster, bukan remake. Ini penting, karena meskipun memiliki gambar yang tajam, feel dan impresinya masih terasa layaknya Kamen Rider aslinya.

Sutradara Hideaki Anno telah sukses menciptakan film fanservice yang bisa memuaskan fans Kamen Rider lama, sekaligus menghibur fans baru dan penonton awam.

Karenanya, kami memberikan rating 3,5 dari 5 bintang untuk film Shin Kamen Rider. Jangan lupa nonton filmnya sebelum hilang dari bioskop!

Dengan rampungnya Shin Kamen Rider dan juga film keempat Shin Japan Heroes Universe, akan sangat menarik untuk melihat langkah selanjutnya dari Anno.

Sang sutradara mengungkap terbuka untuk kesempatan mengerjakan film keduanya. Apabila benar, mari kita tunggu kelanjutannya!

Baca Juga: Review The Indiana Jones and the Dial of Destiny, Cerita Klasik Indy

Artikel terkait

ARTIKEL TERBARU