Review San Andreas: Penuh Klise, Tapi Cukup Fun

Dwayne "The Rock" Johnson membintangi film San Andreas, yang bertemakan bencana. Baguskah? Cek review San Andreas ini untuk tahu jawabannya!

Review San Andreas - Cover

Film terbaru Dwayne "The Rock" Johnson dirilis di Indonesia pekan lalu. Jadi apakah film bencana yang satu ini dapat memuaskan penontonnya? Silakan baca ulasannya dalam review San Andreas ini!

[read_more link="http://www.duniaku.net/2015/05/28/review-it-follows-horror/" title="Review It Follows: Film Unik Buat Penggemar Genre Horror!"]

Sekedar memastikan: San Andreas yang ini tak ada hubungannya dengan GTA San Andreas. Dwayne Johnson mungkin cocok memerankan CJ dengan strength maksimal, tapi di sini dia tidak memerankan preman. San Andreas yang dimaksud di judul adalah [outbound_link text="Patahan San Andreas" link="http://id.wikipedia.org/wiki/Patahan_San_Andreas"], "bom waktu" yang ditakuti oleh penduduk California. Suatu saat nanti, entah besok entah seratus tahun lagi, Patahan San Andreas berpotensi menyebabkan bencana. Ketakutan itulah yang dimanfaatkan pembuat film ini.

Film bencana sempat booming. Kamu-kamu yang hidup di era 90an pasti ingat film seperti Deep Impact, Armageddon, Twister, dan lain-lain. Insiden 9 September membuat tren ini sempat mati, setelah orang Amerika mengecap rasa bencana hebat secara langsung. Bencana alam nyata seperti gempa Jepang serta Badai Katarina membuat genre ini semakin sulit bangkit di layar lebar. Lalu, bagaimana San Andreas dibandingkan film-film pendahulunya?

Yah, San Andreas tak membawa sesuatu yang baru ke genre ini. Malah, film ini tanpa malu-malu menggunakan sejumlah klise yang digunakan film-film bencana lain. Keluarga yang mengalami keretakan, namun kemudian disatukan oleh bencana? Kamu bisa menemukannya di sini. Kehancuran di monumen-monumen terkenal? Ada juga. Masih ada lagi sejumlah klise yang akan membocorkan plot-nya jika disampaikan di review San Andreas ini.

Plot besar film ini pun cukup sederhana. Dwayne Johnson memerankan Raymond Gaines, pilot jagoan dari satuan Pemadam Kebakaran Los Angeles. Saat Patahan San Andreas akhirnya berulah menciptakan gempa terbesar dalam sejarah umat manusia, dia pun terdorong untuk menjalankan misi pribadi: menyelamatkan keluarganya dari bencana sebelum terlambat.

Review San Andreas: Penuh Klise, Tapi Cukup Fun

Plot sederhana penuh klise San Andreas cukup diselamatkan oleh efeknya. Bencana yang disajikan di layar lebar cukup megah dan bisa memacu adrenalin penonton. Masalahnya: film ini memiliki ketergantungan terhadap CGI dalam menyajikan aksinya. Penonton yang sudah telanjur muak dengan CGI akibat film blockbuster seperti Age of Ultron bisa tidak terkesan, atau malah bosan, setelah gempa pertama terjadi.

Satu lagi poin positif dalam review San Andreas ini? Akting The Rock. Dwayne Johnson benar-benar pegulat pro yang langka. Pendahulunya, seperti Hulk Hogan, gagal transisi dari karir gulat ke layar lebar. Setelah franchise Fast & Furious, Rock mengukuhkan dirinya sebagai aktor papan atas Hollywood. Di film ini pun ia mampu menyajikan karakternya dengan meyakinkan.

Untuk fan service film ini pun memuaskan. Ingin lihat cowok ganteng kekar? Dwayne Johnson jelas bisa menyajikannya untuk kamu. Suka dengan wanita yang hot? Kamu akan disuguhi double combo: Alexandra Daddario serta Carla Gugino.

Kesimpulan review San Andreas ini? Penonton yang menginginkan film yang dalam dengan plot unik tak akan terpuaskan oleh film ini. Tapi, efek San Andreas masih dapat memukau, sehingga film ini cocok untuk dijadikan film pilihan untuk nonton bareng teman dan keluarga.

[youtube_embed id="23VflsU3kZE"]

Artikel terkait

ARTIKEL TERBARU