Review The Angry Birds Movie - Adaptasi yang Terasa Sedikit Hambar

13 Mei, The Angry Birds Movie tayang di Indonesia. Apakah versi layar lebar ini sama bagusnya dengan kartun singkatnya? Simak saja reviewnya!

Review The Angry Birds Movie - Adaptasi yang Terasa Sedikit Hambar

13 Mei, The Angry Birds Movie tayang di Indonesia. Apakah versi layar lebar ini sama bagusnya dengan kartun singkatnya? Simak saja reviewnya!

Sinopsis

[read_more id="251723"]

Sekumpulan babi nakal mencuri telur dari para burung. Red si pemarah, ditemani oleh sahabat-sahabatnya, menggunakan ketapel untuk merontokkan pertahanan para babi dan mengambil telur.

Itu adalah premis dari plot Angry Birds. Mau latarnya di hutan, di Rio De Janeiro, hingga di luar angkasa, pada akhirnya burung-burung marah ini menyerbu habis-habisan para babi karena telur mereka dicuri. Itu pula yang terjadi di Angry Birds Movie. Namun kali ini para burung memperoleh karakterisasi lebih.

Red adalah seorang penyendiri. Karena temperamental, ia tak bisa membaur dengan burung-burung lain. Saat emosinya membuat masalah lagi, ia pun dihukum untuk menghadiri kelas pengendalian amarah hingga ia dinilai pulih. Ia ditemani oleh Chuck, si burung super cepat, Bomb si bom hidup, Clarence si raksasa, dan diajar oleh Mathilda.

Saat para babi datang dari samudera, hanya Red yang mencurigai niat mereka. Dan ketika motivasi para babi akhirnya terungkap, plot klasik Angry Birds pun dimulai.

Cerah dan Ceria

Review The Angry Birds Movie - Adaptasi yang Terasa Sedikit Hambar

Animasi The Angry Birds Movie benar-benar cerah. Burung-burung yang biasanya digambarkan dengan sederhana (bahkan tanpa sayap maupun kaki) kini memiliki organ lengkap dan bisa bergerak dengan mulus, walau mereka tetap tak bisa terbang. Pulau tempat para burung ini tinggal pun terlihat indah. Cukup memanjakan mata kalau kamu menonton di layar 3D.

Warna-warni cerah dan nuansa filmnya yang ceria inilah yang membuat The Angry Birds Movie cukup cocok untuk dijadikan tontonan anak. Namun untuk orang tua mungkin tetap perlu menemani putra-putri mereka dalam menyaksikan film ini.

Review The Angry Birds Movie - Adaptasi yang Terasa Sedikit Hambar

Terlalu Amerika

Terlalu Amerika? Percaya tidak percaya, itulah kesan pertama yang terlintas di benak penulis saat menyaksikan film ini. Ini sensasi yang sama dengan yang terasa ketika melihat Smurf. Angry Birds, sebagai properti dari Eropa, dibawa ke Amerika, dikerjakan oleh tangan-tangan tim kreatif yang entah kenapa berupaya keras membuatnya terlihat lebih hip dan trendi, lalu rasanya jadi beda dan malah agak maksa.

Lalu, efek sentuhan Amerika ini memangnya apa saja? Dimulai dari soundtrack yang sebagian besar terasa asal comot lagu-lagu hits (Limp Bizkit?!), penambahan karakter dan pendalaman karakterisasi untuk memungkinkan durasi layar lebar, referensi pop culture yang juga terkadang terasa maksa, modifikasi karakter, dan... lelucon yang terkadang vulgar.

Karena itu di atas sudah ditulis sebelumnya orang tua disarankan menemani anak-anak mereka menonton, agar bisa memberi penjelasan pada beberapa leluconnya.

Review The Angry Birds Movie - Adaptasi yang Terasa Sedikit Hambar

Sebagai pembanding, Angry Birds Toon, serial kartun pendek yang juga menyorot para burung pemarah, dibuat oleh studio Rovio sendiri dan bisa digolongkan sebagai animasi Finlandia. Yang tersaji adalah kurang lebih versi animasi yang sangat setia dari game-nya. Sekumpulan burung yang sangat agresif, dan tak bisa bicara, harus waspada mengatasi ancaman mereka para babi.

Dari animasi maupun plot, Toons sangat sederhana. Tak heran satu episodenya pun singkat sekali. Namun... mungkin untuk adaptasi dari game yang ceritanya simpel, inilah pendekatan yang lebih pas. Tanpa dialog, tanpa plot yang memakan waktu terlalu lama, seri ini bisa menghibur orang dari segala usia dan segala bangsa dengan lebih baik ketimbang film layar lebarnya.

Mulai Seru di Paruh Kedua

Review The Angry Birds Movie - Adaptasi yang Terasa Sedikit HambarPenambahan plot dan karakter di The Angry Birds Movie ini sepertinya bisa memuaskan fan anak-anak. Terutama karena tingkah polah para burung yang benar-benar bisa menggelitik. Namun fan dewasa yang datang untuk melihat atraksi utama Angry Birds, lontaran ketapel ke arah babi, bisa kaget melihat adegan penting itu sengaja disimpan hingga menjelang klimaks.

Bukan kebetulan kalau pada akhirnya film ini baru terasa benar-benar seru saat pertarungan babi vs burung yang tak terelakkan akhirnya dimulai. Sebelumnya? Tergantung apa kamu bisa kena humornya atau tidak. Walau sebagian memang lucu, humor-humor yang tersaji di Angry Birds Movie ini benar-benar hit and miss. Yang hit akan mengocok perut, yang miss hanya akan membuatmu menyengir perih saking garingnya.

Kalau ternyata banyak lelucon yang meleset dari selera humormu, maka hingga paruh kedua kamu bisa jadi akan lebih bosan ketimbang terkesan.

Kesimpulan

Pada akhirnya toh Angry Birds Movie memang film anak-anak. Animasi yang disajikan, dunia cerah yang ditampilkan, juga lelucon menghibur mungkin bisa memuaskan penonton. Hanya saja, untuk penulis pribadi, kartun Angry Birds yang lebih oke tetaplah Angry Birds Toon.

[youtube_embed id="fpw37HP1e1U"]

Artikel terkait

ARTIKEL TERBARU