Review Sword Art Online: Ordinal Scale – Action Dramatis yang akan Memanjakan Penggemar SAO

Film animasi berdurasi 119 menit ini pasti bakal memuaskan dahaga maniak SAO -- lengkap dengan adegan after-credits yang menghebohkan!

Review Sword Art Online: Ordinal Scale – Action Dramatis yang akan Memanjakan Penggemar SAO

Review Sword Art Online: Ordinal Scale – Action Dramatis yang akan Memanjakan Penggemar SAO

Film animasi layar lebar berdurasi 119 menit ini pasti bakal memuaskan dahaga maniak Sword Art Online -- lengkap dengan adegan after-credits yang menghebohkan! Mari simak review Sword Art Online: Ordinal Scale dari Duniaku.net kali ini!

[duniaku_baca_juga]

Reki Kawahara dan A-1 Pictures kembali menangani judul terbaru dari serial anime isekai populer, Sword Art Online. Kisah dramatis apa yang akan dihadirkan dalam film layar lebar yang berhasil mendomplang posisi Kimi no Na Wa di box office Jepang ini?

Langsung saja simak review Sword Art Online: Ordinal Scale yang satu ini.

Sinopsis

Review Sword Art Online: Ordinal Scale – Action Dramatis yang akan Memanjakan Penggemar SAO

Kembali melanjutkan kisah petualangan dunia virtual Kirito, cerita yang diangkat Sword Art Online: Ordinal Scale tidak memakan waktu lama dari bagian akhir Sword Art Online musim kedua, hanya sekitar satu setengah minggu setelahnya.

Saat ini dunia dan teman-teman Kirito sedang menikmati perangkat baru bernama Augma. Berbeda dengan NerveGear dan Amusphere, Augma adalah sejenis kacamata pintar (seperti Google Glass) berbasis augmented reality yang telah memasuki serta menambah "rasa" dari kehidupan sehari-hari penduduk Jepang.

Tidak cuma menggantikan smartphone sebagai tempat chatting online instan dan membantu penggunanya mengatur asupan kalori saja, Augma juga telah mengubah kehidupan jadi seperti game -- sekedar memainkan game memakai Augma bisa memberikan kupon makan gratis, misalnya.

Review Sword Art Online: Ordinal Scale – Action Dramatis yang akan Memanjakan Penggemar SAO

[duniaku_adsense]

Namun yang menjadi atraksi (dan judul) utama adalah permainan sosial online bernama Ordinal Scale. Game baru ini mengubah Tokyo menjadi tempat berburu monster virtual dan dalam sekejap menjadi fenomena besar di kalangan para gamer hardcore.

Awalnya Kirito sama sekali tidak tertarik untuk ikut dan memilih menghabiskan waktunya di Alfheim Online yang populasinya kian menipis karena "wabah" Ordinal Scale.

Tapi saat monster bos lama dari game Sword Art Online dan pemain ranking #2 misterius bernama Eiji muncul, sang Black Swordsman menyadari ada yang tidak beres dengan permainan baru tersebut.

Plot Menarik dan Penuh Misteri, Latar Paralel dengan Tren Dunia Nyata

Review Sword Art Online: Ordinal Scale – Action Dramatis yang akan Memanjakan Penggemar SAO

Plot point pertama mengingatkan saya pada popularitas Pokemon GO dan tampak seperti komentar sosial terhadap tren gaming modern, Internet of Things, serta bagaimana kehidupan kita semakin serba digital dan praktis.

Melihat sikap Kirito yang acuh pada awal film juga saya rasa merefleksikan subjek yang sangat dekat dengan diri pemain game online veteran dalam menghadapi kenyataan bahwa suatu saat game favorit mereka akan ditinggalkan dan rekan bertualangnya berpindah ke game baru.

Namun mereka tidak mendalami sisi ini lebih jauh, hanya digunakan sebagai world-building dan memberikan wawasan menarik pada kehidupan dunia nyata yang dijalani oleh Kirito dan teman-teman. Kelanjutan cerita langsung beralih pada pendalaman hubungan Kirito dan Asuna serta munculnya ancaman baru yang sama berbahayanya pada masa mereka terjebak dalam Sword Art Online.

Review Sword Art Online: Ordinal Scale – Action Dramatis yang akan Memanjakan Penggemar SAO

Konflik dan misteri yang mendorong jalannya cerita Sword Art Online: Ordinal Scale tersebut tidak hanya meneror para pemain Ordinal Scale, tetapi juga sangat personal dan mengancam akan merusak hubungan akrab-dan-mesra antara Kirito dan Asuna -- yang dibawa semakin jauh di sini.

Di saat yang sama, Kirito juga harus menghadapi sebuah "tembok" yang membatasinya menjadi pemain terhebat di game augmented reality baru itu: yakni kondisi fisiknya yang tidak bugar. Meski otaknya sudah terlatih untuk bertarung selama dua musim serial anime kemarin, kali ini tubuhnya tidak mampu mengikuti.

Perseturuan internal dan eksternal yang ditampilkan melalui sudut pandang Kirito memang membuat kita melihat lebih dalam ke dalam dirinya, namun di sisi lain banyak unsur yang terkadang terkesan numpang lewat dan kurang dieksplorasi. Seperti saat Asuna menjadi "korban" dari bahaya Augma dan keahlian kendo Suguha yang kurang dimanfaatkan secara penuh.

Lanjut ke halaman 2 ya!

Review Sword Art Online: Ordinal Scale – Action Dramatis yang akan Memanjakan Penggemar SAO

Dari segi animasi sendiri tidak mengherankan bila dalam review Sword Art Online: Ordinal Scale ini saya sebut sebagai salah satu anime aksi terbaik di layar lebar. Setiap adegan pertempuran melawan monster raksasa disajikan secara dinamis. Tidak menggunakan atau minimnya efek shaky-cam juga perlu diapresiasi, karena membuat adegan pertarungan mudah diikuti dan terlihat sangat rapih.

[duniaku_baca_juga]

Kalahnya para monster bos yang diikuti efek pecahan kristal-digital maupun efek transformasi lingkungan permainan ikut membenamkan kesadaran kita selama menonton bahwa Augma dan game Ordinal Scale mampu "mendigitalkan dunia nyata", seperti yang dikatakan Kirito di tengah-tengah film.

Kehadiran Sayaka Kanda sebagai pengisi suara idol virtual Yuna pun menyemarakkan setiap adegan pertempuran yang tampil di layar lebar; mengiringinya dengan beberapa insert song penuh semangat yang ikut meramaikan tiap benturan dan kilatan tebasan pedang.

[duniaku_adsense]

Meski begitu, film animasi layar lebar garapan A-1 Pictures ini bukan berarti tidak memiliki kekurangan. Pacing-nya melambat cukup mendadak di bagian pertengahan hingga menjelang 2/3 film. Walau bukan berarti tidak berisi, penyajian agak bertele-tele akan mengurangi semangat penonton yang bukan penggemar berat Kirito-Asuna.

Exposition dump yang dilontarkan oleh tokoh antagonis utama di bagian akhir juga terkesan kurang efektif dan seakan-akan dibuat hanya untuk memberikan "sinopsis" mengenai konflik yang terjadi selama 119 menit berlangsungnya Sword Art: Ordinal Scale.

Kesimpulan

Review Sword Art Online: Ordinal Scale – Action Dramatis yang akan Memanjakan Penggemar SAO

Akhir kata, Sword Art Online: Ordinal Scale merupakan tambahan yang tidak hanya ditunggu-tunggu oleh penggemar saja tetapi juga memperkaya semesta serial anime ini, lengkap dengan berbagai fanservice berupa referensi yang sulit ditangkap oleh bukan penggemar maupun "fanservice" ecchi di dalamnya.

Bicara soal referensi, film ini juga memiliki adegan after-credits (dan potongan gambar pada mid-credits) yang menggemparkan. Tapi saya rasa kejutan utamanya sudah bisa kamu tebak ataupun kira-kira dari sekarang~

Di Indonesia, film Sword Art Online: Ordinal Scale akan siap tayang pada 22 Maret 2017 di jaringan bioskop CGV Cinemas, Cinemaxx, dan Platinum Cineplex.

[read_more id="266889"]

Diedit oleh Febrianto Nur Anwari

Artikel terkait

ARTIKEL TERBARU